Luhut sebut proyek infrastruktur tidak perlu ditunda antisipasi pelemahan rupiah
2 Agustus 2018 20:41 WIB
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kanan) memimpin rapat terbatas tentang Strategi Kebijakan Memperkuat Cadangan Devisa di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018). Presiden memerintahkan menteri terkait untuk mengendalikan impor dan meningkatkan ekspor serta mendorong penggunaan biodiesel. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak perlu ada penundaan proyek infrastruktur sebagai upaya mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Penundaan proyek infrastruktur tadinya disebut-sebut perlu dilakukan terutama proyek dengan tingkat kebutuhan impor bahan baku atau penolong yang tinggi.
"Saya kira tidak perlu ada penundaan pembangunan infrastruktur. Setelah kami lihat ada peluang dari kelapa sawit, biodiesel, penerimaan tambahan dari batu bara, dan kemudian juga turis," katanya di Jakarta, Kamis.
Luhut mengaku pemerintah tetap akan mengevaluasi proyek infrastruktur.
Namun, ia memastikan hingga saat ini belum ada penundaan pembangunan infrastruktur.
"Enggak ada, belum ada (penundaan proyek). Kami evaluasi, iya," katanya.
Pemerintah melaksanakan sejumlah strategi untuk memperkuat dan menghemat cadangan devisa negara agar daya tahan ekonomi semakin kuat dan semakin meningkat terutama menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Beberapa program yang akan diterapkan untuk menghemat cadangan devisa di antaranya penggunaan biodiesel B20, kemudian peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan memaksimalkan sektor pariwisata.
Upaya serupa dilakukan dengan mengkaji kembali daftar-daftar produk impor.
Menurut Luhut, upaya yang dilakukan pemerintah diharapkan bisa membuahkan hasil terutama untuk memperbaiki transaksi berjalan dalam empat bulan ke depan.
"Gradually (perlahan) bisa paling tidak menahan rupiah di sekitar Rp14 ribu per dolar AS dan mungkin perlahan bisa turun ke bawah lagi," kata mantan Menko Polhukam itu.
Baca juga: Presiden minta jajarannya serius hadapi pelemahan rupiah
Baca juga: Rupiah melemah
Penundaan proyek infrastruktur tadinya disebut-sebut perlu dilakukan terutama proyek dengan tingkat kebutuhan impor bahan baku atau penolong yang tinggi.
"Saya kira tidak perlu ada penundaan pembangunan infrastruktur. Setelah kami lihat ada peluang dari kelapa sawit, biodiesel, penerimaan tambahan dari batu bara, dan kemudian juga turis," katanya di Jakarta, Kamis.
Luhut mengaku pemerintah tetap akan mengevaluasi proyek infrastruktur.
Namun, ia memastikan hingga saat ini belum ada penundaan pembangunan infrastruktur.
"Enggak ada, belum ada (penundaan proyek). Kami evaluasi, iya," katanya.
Pemerintah melaksanakan sejumlah strategi untuk memperkuat dan menghemat cadangan devisa negara agar daya tahan ekonomi semakin kuat dan semakin meningkat terutama menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Beberapa program yang akan diterapkan untuk menghemat cadangan devisa di antaranya penggunaan biodiesel B20, kemudian peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan memaksimalkan sektor pariwisata.
Upaya serupa dilakukan dengan mengkaji kembali daftar-daftar produk impor.
Menurut Luhut, upaya yang dilakukan pemerintah diharapkan bisa membuahkan hasil terutama untuk memperbaiki transaksi berjalan dalam empat bulan ke depan.
"Gradually (perlahan) bisa paling tidak menahan rupiah di sekitar Rp14 ribu per dolar AS dan mungkin perlahan bisa turun ke bawah lagi," kata mantan Menko Polhukam itu.
Baca juga: Presiden minta jajarannya serius hadapi pelemahan rupiah
Baca juga: Rupiah melemah
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: