Kupang (ANTARA News) - Uni Timor Aswain (Untas), organisasi yang memayungi warga eks Timor Timur di Indonesia, merasa pesimistis Xanana Gusmao mampu membawa perubahan signifikan selama menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) di Timor Leste. "Saya pesimistis Xanana Gusmao mampu melakukan perbaikan-perbaikan secara signifikan di Timor Leste," kata kata Sekretaris Jenderal Uni Timor Aswain, Ir. Filomeno J. Hornay, M.Agr.Sc, di Kupang, Rabu. Alasannya, menurut dia, Xanana Gusmao pernah menjabat sebagai Presiden pertama Timor Leste, dan selama satu periode berkuasa tidak ada perubahan apa pun, baik di bidang ekonomi, pemerintahan maupun stabilitas politik dalam negeri. Rakyat Timor Leste setelah merdeka dan berdaulat masih menderita kekurangan pangan, ratusan ribu orang masih bertahan di kamp-kamp pengungsiaan dalam negeri, keamanan di dalam negeri yang tidak stabil dan tidak ada kejelasan antara provinsi, distrik serta negara. Selain itu, menurut dia, keinginan untuk menciptakan rekonsiliasi di antara sesama rakyat Timor Leste juga tidak bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Serangkaian masalah tersebut, dinilainya, merupakan indikator yang sangat sederhana untuk mengukur kemampuan Xanana Gusmao yang sebelumnya dianggap sebagai seorang negarawan yang mampu menjadi panutan bagi rakyat dalam membangun Timor Leste ke arah yang lebih baik. "Rasa pesimistis saya karena saya melihat banyak sekali persoalan-persoalan yang tidak bisa diselesaikan selama memerintah Timor Leste, dan saya pikir tidak ada yang harus kita harapkan dari Xanana untuk memperbaiki keadaan di Timor Leste," katanya. Menurut dia, persoalan di Timor Leste semakin kompleks. Ribuan rakyat saat ini dilaporkan mengalami penderitaan hebat karena tekanan ekonomi dan terus meningkatnya angka pengangguran. Masalah ekonomi tersebut akan mencuat menjadi masalah keamanan dalam negeri jika tidak segera teratasi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal itu akan menjadi tantangan terberat bagi Xanana Gusmao dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai PM Timor Leste. "Kita lihat saja dalam beberapa bulan ke depan, apakah Xanana mampu mendorong terciptanya lapangan kerja dan memperbaiki ekonomi rakyat," katanya. Dalam kaitan dengan warga eks Timtim di Indonesia, Filomeno mengatakan, Xanana adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh rakyat Timor Timur yang memilih bergabung dengan Indonesia. "Xanana adalah sahabat kami dan kami berharap Xanana bisa melakukan sesuatu bagi rakyat Timor Leste," kata penyandang gelar Master dari Lincoln University, New Zealand, itu. (*)