Harimau butuh tempat untuk bersembunyi
30 Juli 2018 23:11 WIB
Aktivis lingkungan dari Forum Konservasi Leuser (KEL) memperlihatkan berbagai jenis dan ukuran jerat satwa yang ditemukan dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Banda Aceh, Aceh, Senin (23/7/2018). Tim patroli hutan FKL sejak 2014 hingga Juni 2018 telah menemukan 5.039 berbagai jenis jerat untuk satwa landak, rusa, kijang, beruang madu, gajah dan harimau. (ANTARA /Irwanyah Putra)
Jakarta (ANTARA News) - Ahli ekologi satwa liar WWF Indonesia Sunarto mengatakan setiap harimau membutuhkan tempat bersembunyi untuk menyergap mangsanya.
"Harimau memiliki karakter memangsa yang khas, yaitu membuntuti dan menyergap mangsanya. Oleh sebab itu harimau butuh tempat bersembunyi. Harimau tidak dapat hidup di padang rumput yang luas," kata Sunarto di Jakarta, Senin.
Tubuh harimau yang besar membuat harimau tidak dapat mengejar buruannya dengan jarak yang jauh. Karena itu harimau akan menangkap mangsanya dengan cara menyergap.
Dia mengatkaan setiap tiga hingga lima hari harimau membutuhkan satu mangsa yang besar, maka di wilayah harimau itu tinggal dibutuhkan 50 ekor mangsa besar untuk satu ekor harimau dalam satu tahun.
Karena itu wilayah jelajah harimau juga ditentukan dengan banyaknya mangsa di daerah tersebut. Jika mangsanya berlimpah maka wilayah jelajahnya akan pendek. Sebaliknya jika mangsanya cukup jarang, maka wilayah jelajahnya akan semakin jauh.
"Seperti di India, karena rusanya sangat banyak maka wilayah jelajah harimaunya hanya sekitar 30 kilometer, sementara di Indonesia, wilayah jelajahnya hingga 150 kilometer," kata dia.
Indonesia hanya tinggal memiliki satu jenis harimau saja yaitu Harimau Sumatera, dari tiga jenis harimau yang pernah ada.
Dia memperkirakan populasi harimau Sumatera hanya sekitar 600 ekor yang tinggal di 30 blok habitat di seluruh Pulau Sumatera. Sementara dua jenis lainnya, yaitu harimau Jawa dan harimau Bali telah punah.
Sunarto mengatakan keberadaan harimau sangat penting untuk menjaga keberlangsungan ekosistem.
Baca juga: Harimau Sumatera berhasil berkembang biak di alam liar, ini buktinya
Baca juga: Anak harimau Sumatera kembar tiga diasah kemampuan berburu
Baca juga: KLHK gagalkan jual beli kulit harimau
"Harimau memiliki karakter memangsa yang khas, yaitu membuntuti dan menyergap mangsanya. Oleh sebab itu harimau butuh tempat bersembunyi. Harimau tidak dapat hidup di padang rumput yang luas," kata Sunarto di Jakarta, Senin.
Tubuh harimau yang besar membuat harimau tidak dapat mengejar buruannya dengan jarak yang jauh. Karena itu harimau akan menangkap mangsanya dengan cara menyergap.
Dia mengatkaan setiap tiga hingga lima hari harimau membutuhkan satu mangsa yang besar, maka di wilayah harimau itu tinggal dibutuhkan 50 ekor mangsa besar untuk satu ekor harimau dalam satu tahun.
Karena itu wilayah jelajah harimau juga ditentukan dengan banyaknya mangsa di daerah tersebut. Jika mangsanya berlimpah maka wilayah jelajahnya akan pendek. Sebaliknya jika mangsanya cukup jarang, maka wilayah jelajahnya akan semakin jauh.
"Seperti di India, karena rusanya sangat banyak maka wilayah jelajah harimaunya hanya sekitar 30 kilometer, sementara di Indonesia, wilayah jelajahnya hingga 150 kilometer," kata dia.
Indonesia hanya tinggal memiliki satu jenis harimau saja yaitu Harimau Sumatera, dari tiga jenis harimau yang pernah ada.
Dia memperkirakan populasi harimau Sumatera hanya sekitar 600 ekor yang tinggal di 30 blok habitat di seluruh Pulau Sumatera. Sementara dua jenis lainnya, yaitu harimau Jawa dan harimau Bali telah punah.
Sunarto mengatakan keberadaan harimau sangat penting untuk menjaga keberlangsungan ekosistem.
Baca juga: Harimau Sumatera berhasil berkembang biak di alam liar, ini buktinya
Baca juga: Anak harimau Sumatera kembar tiga diasah kemampuan berburu
Baca juga: KLHK gagalkan jual beli kulit harimau
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: