Kominfo antisipasi kebutuhan telekomunikasi pascagempa di Lombok
30 Juli 2018 19:51 WIB
Warga melintasi rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di Desa Sajang, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7/2018). Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada skala richter Minggu (29/7/2018) kemarin telah mengakibatkan korban 15 orang meninggal dunia, 162 orang luka-luka serta ratusan rumah rusak. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menginstruksikan kepada para operator untuk mengantisipasi kebutuhan telekomunikasi usai gempa bumi dengan kekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu 29 Juli 2018 pukul 05.47 WIB.
Plt Kepala Hubungan Masyarakat Kominfo Noor Iza di Jakarta, Senin, mengatakan gempa sempat mengakibatkan 9 Base Transceiver Station (BTS) milik operator telekomunikasi di Lombok tidak bisa digunakan karena permasalahan pasokan aliran listrik yang terputus.
"Namun pada Minggu sore hari, seluruh BTS tersebut telah bisa digunakan kembali," katanya.
Guna mengantisipasi kebutuhan komunikasi pascagempa bumi tersebut, Kementerian Kominfo telah menginstruksikan kepada operator agar memberikan perhatian dan penanganan khusus mengingat ada potensi perubahan pola komunikasi dan kebutuhan peningkatan kapasitas pada area-area tertentu yang menjadi titik kumpul warga atau pengungsi serta kebutuhan komunikasi untuk kelancaran penanganan dan pemulihan pascagempa bumi.
Untuk itu, operator telekomunikasi telah melakukan sejumlah langkah yang dibutuhkan yaitu mobilisasi genset ke area terdampak gempa bumi untuk mendukung operasional BTS, mengantisipasi kebutuhan 'mobile combat BTS' (BTS bergerak) untuk kebutuhan komunikasi di area lokasi pengungsian, melakukan setting jaringan untuk peningkataan kapasitas layanan panggilan telpon (voice) untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas telekomunikasi tersebut.
Kemudian, meningkatkan kemampuan jangkauan wilayah layanan LTE (penguatan sinyal) untuk mendukung posko penanganan dan pemulihan pascagempa bumi serta melakukan pengujian lapangan terhadap peningkatan kemampuan jaringan di atas dan jaringan lokasi terdampak.
Plt Kepala Hubungan Masyarakat Kominfo Noor Iza di Jakarta, Senin, mengatakan gempa sempat mengakibatkan 9 Base Transceiver Station (BTS) milik operator telekomunikasi di Lombok tidak bisa digunakan karena permasalahan pasokan aliran listrik yang terputus.
"Namun pada Minggu sore hari, seluruh BTS tersebut telah bisa digunakan kembali," katanya.
Guna mengantisipasi kebutuhan komunikasi pascagempa bumi tersebut, Kementerian Kominfo telah menginstruksikan kepada operator agar memberikan perhatian dan penanganan khusus mengingat ada potensi perubahan pola komunikasi dan kebutuhan peningkatan kapasitas pada area-area tertentu yang menjadi titik kumpul warga atau pengungsi serta kebutuhan komunikasi untuk kelancaran penanganan dan pemulihan pascagempa bumi.
Untuk itu, operator telekomunikasi telah melakukan sejumlah langkah yang dibutuhkan yaitu mobilisasi genset ke area terdampak gempa bumi untuk mendukung operasional BTS, mengantisipasi kebutuhan 'mobile combat BTS' (BTS bergerak) untuk kebutuhan komunikasi di area lokasi pengungsian, melakukan setting jaringan untuk peningkataan kapasitas layanan panggilan telpon (voice) untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas telekomunikasi tersebut.
Kemudian, meningkatkan kemampuan jangkauan wilayah layanan LTE (penguatan sinyal) untuk mendukung posko penanganan dan pemulihan pascagempa bumi serta melakukan pengujian lapangan terhadap peningkatan kemampuan jaringan di atas dan jaringan lokasi terdampak.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: