ISEI undang Wapres hadiri Kongres ke-20
30 Juli 2018 17:56 WIB
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bambang Brodjonegoro (tengah) dan Sekjen ISEI Aviliani (kanan) usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Senin. (Fransiska Ninditya)
Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) mengundang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk dapat menghadiri kongres ke-20 yang dijadwalkan berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada 8 - 10 Agustus, kata Ketua ISEI Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Senin.
"Kami dari pengurus ISEI menghadap Bapak Wapres, terutama untuk mengundang beliau hadir dalam pembukaan Kongres ISEI yang ke-20, rencananya acara pembukaannya tanggal 8. Jadi kami mengharapkan kehadiran Pak Wapres," kata Bambang Brodjonegoro di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.
Kongres ISEI ke-20 Tahun 2018 mengangkat tema Memperkuat Harmonisasi antara Sektor Formal dan Informal, dengan harapan dapat terwujudnya keseimbangan perekonomian Indonesia, baik di sektor formal maupun informal.
"ISEI ingin memberikan perhatian agar sektor informal kita yang jumlahnya besar dan mendominasi ekonomi kita ini, secara bertahap naik kelas dan semakin membaik; dan akhirnya juga memperkuat sektor formalnya," jelas Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PNN) itu.
Sekretaris Jenderal ISEI Aviliani menambahkan salah satu yang akan menjadi pembahasan penting dalam Kongres tersebut adalah terkait peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) di sektor ekonomi formal dan informal.
"Karena nanti ada pekerjaan yang akan hilang, tapi ada pekerjaan yang akan muncul. Ini yang akan kami suarakan supaya orang ke depan dapat memprediksi terhadap pekerjaan apa di masa datang," kata Aviliani.
Selain itu, para ekonom yang tergabung dalam ISEI juga akan membahas mengenai kesiapan menghadapi tumbuhnya sektor ekonomi informal yang menjamur di era digital saat ini.
"Informal seperti apa, itu yang harus kita bicarakan karena nanti ada kaitannya dengan perpajakan. Kalau informal makin tinggi, maka bahanya bisa tidak terakses pajaknya; padahal sekarang ada peraturan baru bahwa sektor informal pun kena pajak 0,5 persen," ujarnya.
"Kami dari pengurus ISEI menghadap Bapak Wapres, terutama untuk mengundang beliau hadir dalam pembukaan Kongres ISEI yang ke-20, rencananya acara pembukaannya tanggal 8. Jadi kami mengharapkan kehadiran Pak Wapres," kata Bambang Brodjonegoro di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.
Kongres ISEI ke-20 Tahun 2018 mengangkat tema Memperkuat Harmonisasi antara Sektor Formal dan Informal, dengan harapan dapat terwujudnya keseimbangan perekonomian Indonesia, baik di sektor formal maupun informal.
"ISEI ingin memberikan perhatian agar sektor informal kita yang jumlahnya besar dan mendominasi ekonomi kita ini, secara bertahap naik kelas dan semakin membaik; dan akhirnya juga memperkuat sektor formalnya," jelas Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PNN) itu.
Sekretaris Jenderal ISEI Aviliani menambahkan salah satu yang akan menjadi pembahasan penting dalam Kongres tersebut adalah terkait peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) di sektor ekonomi formal dan informal.
"Karena nanti ada pekerjaan yang akan hilang, tapi ada pekerjaan yang akan muncul. Ini yang akan kami suarakan supaya orang ke depan dapat memprediksi terhadap pekerjaan apa di masa datang," kata Aviliani.
Selain itu, para ekonom yang tergabung dalam ISEI juga akan membahas mengenai kesiapan menghadapi tumbuhnya sektor ekonomi informal yang menjamur di era digital saat ini.
"Informal seperti apa, itu yang harus kita bicarakan karena nanti ada kaitannya dengan perpajakan. Kalau informal makin tinggi, maka bahanya bisa tidak terakses pajaknya; padahal sekarang ada peraturan baru bahwa sektor informal pun kena pajak 0,5 persen," ujarnya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: