Jakarta (ANTARA News) - Anggota Detasemen Khusus Antiteror Polri menangkap 242 orang terkait aksi teror setelah ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur, pada bulan Mei.

"Sebanyak 21 orang di antaranya terpaksa ditembak karena melawan saat ditangkap beserta barang buktinya," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Jakarta, Senin.

Tito menjelaskan pula bahwa polisi melakukan langkah-langkah antisipasi aksi teror sebagai bagian persiapan pengamanan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus-2 September 2018.

Polri dan TNI, ia menjelaskan, mempersiapkan lebih awal pengamanan Asian Games karena beberapa pertandingan sudah berlangsung sebelum 18 Agustus dan beberapa kontingen, ofisial dan tim aju tiba lebih awal di Jakarta dan Palembang.

"Bahkan ada yang sudah cek lokasi, latihan dan lain-lain," tutur Tito.

Selain menangkap orang-orang yang diduga terkait jaringan teror, polisi mengantisipasi kerawanan kejahatan konvensional seperti copet, jambret, begal dan perampokan.

Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah dan Polda Sumatera Selatan melakukan operasi jalanan untuk mengantisipasi kejahatan-kejahatan semacam itu.

Tito menyatakan aparat keamanan juga mengantisipasi kemungkinan adanya dampak kebakaran lahan dan hutan di Sumatera Selatan dan Jambi terhadap penyelenggaraan Asian Games.

"Petugas tangkap bagi yang membakar dan mewaspadai masalah kemacetan lalu lintas, yang kita hitung adalah Jakarta," katanya.