Kemenkes siagakan petugas kesehatan dan puskesmas tangani gempa NTB
30 Juli 2018 09:15 WIB
Warga korban gempa melaksanakan sholat Asar di pengungsian di lapangan Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7/2018). Para warga di Desa Sajang dan Desa Sembalun Bumbung memilih tidur di tenda pengungsian karena masih sering terjadinya gempa susulan yang menurut data stasiun Geofisika BMKG Mataram terjadi sebanyak 145 kali gempa susulan hingga terakhir pada pukul 17:45:04 Wita dengan magnitude 3.1. (ANTARA /Ahmad Subaidi)
Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan menerjunkan petugas kesehatan dan menyiagakan seluruh Puskesmas di lokasi kejadian untuk menangani gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Minggu (28/7) pagi.
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan tim pendampingan penilaian kesehatan cepat (RHA), dan juga segera memberangkatkan dua petugas susulan dari Pusat Krisis Kesehatan untuk melakukan RHA.
Berdasarkan laporan salah satu petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB Jaye mengatakan seluruh Puskesmas di Kabupaten Lombok Timur dan Utara telah disiagakan, terutama di daerah tempat kejadian terparah yakni Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Di Kecamatan Bayan telah siaga Puskesmas Bayan dan Puskesmas Senaru.
Para korban yang mengalami luka langsung dilakukan tindakan pertama dan dievakuasi ke Puskesmas. Bila membutuhkan penanganan lanjutan akan dirujuk langsung ke rumah sakit.
Tim kesehatan telah membuat beberapa tenda layanan kesehatan untuk membantu pelayanan kesehatan selain Puskesmas.
Jaye mengatakan pihaknya juga terus berkoordinasi untuk bantuan seperti obat-obatan. Namun, kondisi kebutuhan dokter dan obat-obatan hingga saat ini masih mencukupi.
Hingga saat ini terdapat lima orang luka berat dan 41 orang luka ringan, dan delapan orang meninggal dunia.
Baca juga: Presiden tinjau penanganan gempa Lombok
Baca juga: KPAI minta dibuat sekolah darurat pascagempa NTB
Baca juga: Pendaki di Rinjani lebih 800 orang saat gempa terjadi
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan tim pendampingan penilaian kesehatan cepat (RHA), dan juga segera memberangkatkan dua petugas susulan dari Pusat Krisis Kesehatan untuk melakukan RHA.
Berdasarkan laporan salah satu petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB Jaye mengatakan seluruh Puskesmas di Kabupaten Lombok Timur dan Utara telah disiagakan, terutama di daerah tempat kejadian terparah yakni Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Di Kecamatan Bayan telah siaga Puskesmas Bayan dan Puskesmas Senaru.
Para korban yang mengalami luka langsung dilakukan tindakan pertama dan dievakuasi ke Puskesmas. Bila membutuhkan penanganan lanjutan akan dirujuk langsung ke rumah sakit.
Tim kesehatan telah membuat beberapa tenda layanan kesehatan untuk membantu pelayanan kesehatan selain Puskesmas.
Jaye mengatakan pihaknya juga terus berkoordinasi untuk bantuan seperti obat-obatan. Namun, kondisi kebutuhan dokter dan obat-obatan hingga saat ini masih mencukupi.
Hingga saat ini terdapat lima orang luka berat dan 41 orang luka ringan, dan delapan orang meninggal dunia.
Baca juga: Presiden tinjau penanganan gempa Lombok
Baca juga: KPAI minta dibuat sekolah darurat pascagempa NTB
Baca juga: Pendaki di Rinjani lebih 800 orang saat gempa terjadi
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: