Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kegiatan Lebaran Betawi bukan hanya harus dilestarikan, tetapi dikembangkan agar selalu mengikuti perkembangan zaman.

"Insya Allah, (Lebaran Betawi) bukan hanya dilestarikan, tetapi dikembangkan, karena kalau cuma dilestarikan, akan awet masa lalunya. Namun, kalau dikembangkan (kegiatan itu) akan mengikuti perkembangan zaman," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutannya saat menghadiri Lebaran Betawi ke-11 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu.

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan, warga Betawi adalah masyarakat yang terbuka dan memiliki semangat egaliter terhadap pendatang.

"Kita semua bersyukur, di ibukota, tuan rumahnya adalah sebuah masyarakat yang terbuka, selalu hangat, yang memiliki semangat egaliter menyambut kedatangan saudara-saudara di seluruh tanah air," terang Anies.

Alhasil, banyak pendatang dapat berkiprah dan berkarya di Jakarta, Anies menjelaskan.

"Dengan begitu, kepada semua yang datang ke Jakarta dari berbagai wilayah, kehangatan masyarakat Betawi harus dijawab dengan kemauan semua untuk terus menghargai dan mengembangkan kebudayaan-kebudayaan yang ada di ibukota," tambahnya.

Lebaran Betawi, buat Anies, tidak hanya menjadi ajang selebrasi, tetapi juga bukti bahwa masyarakat asli ibukota masih mampu menunjukkan eksistensinya di tengah arus perkembangan zaman.

"Jumlah masyarakat Betawi bisa jadi tidak terlalu banyak, karena makin hari banyak pendatang di ibukota. Tetapi, kalau ditanya budayanya, maka pengaruhnya amat besar di Jakarta. Begitu sampai Jakarta, para pendatang akan mengikuti kebiasaan masyarakat Betawi," jelas Anies.

Ia kembali menegaskan, peristiwa-peristiwa besar yang dirayakan di Jakarta, bersandar pada budaya masyarakat Betawi.

"Saya berharap masyarakat Betawi menjadi pemersatu. Untuk itu, dibutuhkan keikhlasan melihat kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan pribadi, kelompok, kepentingan yang lebih kecil," kata Anies.

Saat tiba di Balai Setu, Perkampungan Budaya Betawi sekitar pukul 10.00 WIB, Anies yang didampingi istrinya, Fery Farhati Ganis disambut dengan atraksi palang pintu dari penyelenggara acara.

Atraksi palang pintu merupakan tradisi masyarakat Betawi yang diisi dengan aksi balas pantun dan pertunjukan silat.

Pasca disambut dengan atraksi selama 15 menit, Gubernur Anies beserta rombongan pun memasuki Balai Setu dan disuguhkan ragam pertunjukan mulai dari tarian, hingga pagelaran busana Batik Betawi.

Lebaran Betawi ke-11 diselenggarakan pada 27 sampai 29 Juli, di kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Di samping banyak ornamen kesenian, pengunjung juga dapat menikmati ragam panganan khas Betawi, seperti Es Selendang Mayang, Bir Pletok, Kerak Telor, Toge Goreng, Dodol Betawi, dan Nasi Ulam.