Jakarta (ANTARA News) - Gempa yang terjadi tadi pagi sekitar pukul 05.47 WIB dengan magnitudo 6,4 SR selama 10 detik memicu kerusakan infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa, di sebagian besar wilayah Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) menerjunkan tim medis. Menurut perwakilan ACT NTB, Lalu Alfian, pendataan masih terus dilakukan di wilayah paling dekat dengan episentrum gempa.

"Angka korban jiwa dan korban terluka masih akan terus bertambah. Sampai sore ini Tim ACT NTB dibantu sejumlah relawan terus bergerak melakukan pendataan," kata Alfian, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu sore.

ACT mengerahkan sejumlah tim medisnya ke berbagai lokasi. Menurut Alfian, kabar terkini dari lokasi kejadian, relawan medis dikerahkan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - ACT NTB menuju ke Lapangan Sajang, Sembalun, Lombok Timur.

Koordinator Emergency Response ACT, Kusmayadi, mengatakan bahwa Tim ACT dan MRI NTB bergerak bersamaan di dua wilayah terdampak paling parah, meliputi Lombok Timur dan Lombok Utara.

"Kami masih terus mengumpulkan data. Kabar yang masuk dari Lombok Utara, kerusakan cukup parah terjadi di Desa Anyar, Lombok Utara," ujar Kusmayadi.

Lebih lanjut, olah data yang dilakukan Tim Emergency Respons ACT menujukkan, jumlah korban jiwa paling banyak berada di Kabupaten Lombok Timur.

"Sedikitnya data yang kami pegang sekarang menunjukkan, delapan korban tewas berasal dari wilayah Lombok Timur. Dua korban tewas lainnya asal wilayah Lombok Utara," kata Kusmayadi.

Untuk data korban luka-luka, data sementara Minggu sore, 10 korban luka berat dan 10 korban luka ringan berasal dari Lombok Timur.

Sementara di Lombok Utara terdata 13 orang korban luka dirawat di di Puskesmas Senaru, dan tujuh orang lainnya dirawat di Puskesmas Bayan.