Istanbul (ANTARA News) - President Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan tidak gentar dan akan tetap pada pendiriannya setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara jika tidak membebaskan seorang pendeta Amerika, demikian dilaporkan penyiar TV Haberturk melaporkan Minggu.

Persahabatan antara AS dan Turki sekarang ini berada di ambang pertikaian, ujar Erdogan seperti dikutip oleh TRT Haber dan media lainnya, sebagaimana dilansir Reuters.

"Kami tidak akan mengambil langkah mundur pada saat menghadapi sanksi," kata Erdogan. "Mereka seharusnya tidak lupa bahwa mereka akan kehilangan pasangan yang tulus."

Pastor Amerika Andrew Brunson, yang dipindahkan ke tahanan rumah minggu ini setelah 21 bulan ditahan di penjara Turki, dan telah bekerja di Turki selama lebih dari dua dekade.

Brunson, telah dituduh mendukung kelompok Ankara, dikatakan berada di balik kudeta militer yang gagal pada tahun 2016 dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Baca juga: Erdogan dilaporkan berencana sambangi Jerman

Baca juga: Turki & Belanda sepakat pulihkan hubungan

Pendeta ini telah membantah tuduhan itu dan akan menghadapi hukuman 35 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Sementara, para diplomat telah bekerja untuk menyelesaikan perselisihan yang menegang ini pada Sabtu.

Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo membahas status pastor dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, kata Departemen Luar Negeri.

Hubungan Turki dan AS merenggang sejak perang melawan kelompok teror Islamic State di Suriah. Turki yang sekutu AS di NATO berulangkali melancarkan serangan terhadap kelompok Kurdi yang disokong Washington untuk memerangi ISIS.

(UuE002/M016)