Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI (BI rate) 8,25 persen sudah sesuai ekspektasi pasar dan analis karena mempertimbangkan inflasi Juli 2007 yang tinggi, yaitu 0,72 persen dan inflasi tahun ke tahun yang cukup tinggi 6,06 persen. Pengamat ekonomi, Ryan Kiryanto, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa tingginya ekspektasi inflasi pada Agustus dan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang diperkirakan bertahan di 5,25 persen juga mendorong BI untuk mempertahankan suku bunganya. "BI memutuskan itu juga karena situasi pasar keuangan domestik dan global akhir-akhir ini yang sedang tidak bersahabat, dan untuk menjaga posisi rupiah agar lebih aman dari tekanan," kata Ryan. Menurut dia, keputusan BI tersebut tidak akan mengguncang pasar keuangan lokal, sehingga hendaknya tidak diikuti bank-bank untuk menahan penurunan suku bunga kredit karena bank-bank justru dituntut meningkatkan pendapatan bersih (NIM) dari kegiatan lending untuk menjaga kinerjanya. Dijelaskannya, langkah ini tidak akan menimbulkan kepanikan di pasar (uang dan saham) karena spread (selisih) suku bunga rupiah dengan valas masih tetap terjaga di rentang 300 poin. "Masyarakat dunia usaha tidak perlu terkejut dan panik karena BI tetap menahan BI Rate di posisi sekarang. Bahkan jika inflasi Agustus juga tinggi di kisaran 0,4 - 0,6 persen karena faktor belanja/konsumsi pendidikan, BI bisa tetap menahan BI Rate di 8,25 persen. Karena masih ada waktu 4-5 bulan ke depan untuk mengarahkan BI Rate ke posisi 7,75 - 8,0 persen," katanya. Rapat Dewan Gubernur BI Selasa ini, memutuskan BI Rate tetap 8,25 persen setelah melihat evaluasi terhadap prospek pencapaian inflasi untuk tahun 2007 dan 2008 masing-masing enam persen plus minus satu dan lima persen plus minus satu dan perkembangan perekonomian nasional. Penetapan ini, menurut Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Budi Mulia, untuk meminimalkan gejolak yang mungkin timbul bagi perekonomian domestik meski secara umum kondisi perekonomian nasional sampai dengan bulan Juli 2007 menunjukkan berlanjutnya ekspansi dengan stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan yang relatif terjaga. Ia mengatakan, dengan BI Rate yang tetap di level 8,25 persen maka ruang untuk turunnya suku bunga perbankan guna mendorong ekspansi kredit perbankan ke sektor riil tetap tersedia. (*)