Kuta, Bali (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong pengembangan kawasan industri baru khususnya terkait sektor penunjang pariwisata di Bali Utara karena potensi lahan yang luas dan dapat menyerap tenaga kerja.

"Bali Utara tanahnya relatif datar dan lebih jarang penduduknya," kata Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan ketika menjadi salah satu pembicara dalam forum bisnis Himpunan Kawasan Industri (HKI) di Kuta, Bali, Kamis.

Menurut dia, industri yang berpeluang digarap di Bali Utara di antaranya industri makan dan minum, keperluan perhotelan, garmen hingga produk oleh-oleh.

Pemerintah saat ini, kata dia, telah mengeluarkan sejumlah kemudahan dalam perizinan di antaranya layanan Terpadu Satu Pintu dan layanan perizinan tiga jam.

Baca juga: Kemenperin sodorkan enam hasil litbang untuk industri nasional

Selain itu kemudahan layanan investasi langsung konstruksi dan penerapan "Online Single Submission" yang akan diberlakukan di kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus.

Untuk itu ia mengharapkan para pengusaha khususnya yang bernaung di bawah HKI melakukan kajian potensi yang dimiliki Bali Utara.

Sementara itu Ketua Umum HKI Sani Iskandar mengatakan kawasan industri sangat bergantung ada tidaknya potensi industri suatu daerah.

Pihaknya menunggu kesiapan pemerintah baik Pusat dan daerah khususnya terkait infrastruktur di antaranya seperti akses jalan, air, dan listrik.

"Kami harapkan semangat daerah untuk mengembangkan industri. Ketika kawasan industri siap, kami akan dorong anggota bangun di kawasan Bali Utara," katanya.

Baca juga: 11 perusahaan ini peroleh penghargaan rintisan teknologi industri

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Putu Astawa dalam kesempatan yang sama mengatakan selama enam tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Bali tergolong baik bahkan selalu di atas rata-rata nasional.

Triwulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai 5,68 persen atau di atas nasional 5,06 persen.

Meski demikian, kata dia, masih ada kesenjangan pembangunan ekonomi antara Bali Utara dan Selatan.

Untuk itu ia mendorong pelaku usaha menanamkan modalnya untuk berinvestasi khususnya di Bali Utara.

Astawa mengatakan Bali Utara memiliki Pelabuhan Celukanbawang yang potensial digunakan sebagai pelabuhan ekspor.

Baca juga: Pemerintah serius perluas penggunaan Biodiesel 20

(T.KR-WGN/M028)