Perusahaan Australia minta dukungan Wapres soal migas Sengkang
26 Juli 2018 20:55 WIB
Wapres M Jusuf Kalla menerima CEO Energy World Corporation Ltd Stewart Elliot di Kantornya, Jakarta, Kamis. (Tim Media Wapres) (Tim Media Wapres)
Jakarta (ANTARA News) - CEO Energy World Corporation (EWC) Ltd Steward Elliot meminta dukungan Wakil Presiden M Jusuf Kalla untuk dapat memperpanjang kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) wilayah kerja migas Sengkang untuk jangka waktu 20-25 tahun ke depan.
Hal ini disampaikan Elliott saat beraudiensi dengan Wakil Presiden M Jusuf Kalla di kantornya, Jakarta, Kamis.
"Saya berharap, bantuan Bapak agar SKK Migas dapat segera menerima pengajuan EWC, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dapat menerbitkan keputusan sebelum akhir tahun 2018," katanya dikutip dari laman Wakil Presiden.
Selain itu, Elliott juga memintakan dukungan Wapres terkait rencana pengembangan PLTGU Sengkang, dan kerangka kerja sama baru yang berlaku di PLN, dimana anak perusahaan PLN memiliki 51 persen dari ekuitas, dan sisanya 49 persen dipegang oleh Pengembang yang juga harus membiayai 100 persen dari investasi ekuitas termasuk komponen PLN.
Menanggapi hal itu, Wapres menyarankan agar Elliot dapat segera menyampaikan proposal tersebut kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM serta memantau terus proses perizinannya. "Saya akan coba bicara dengan pihak-pihak terkait soal ini, termasuk dengan Jonan," katanya.
Selain itu, Wapres juga menyarankan, apabila proposal ini diterima, EWC dapat mengantisipasi pendistribusian energi listrik tersebut ke pulau-pulau sekitarnya. Karena geografi wilayah kepulauan Indoinesia, bisa saja mengakibatkan efek selisih biaya produksi.
EWC yang merupakan perusahaan multinasional asal Australia, merupakan sebuah perusahaan energi yang memproduksi dan menjual listrik serta gas bumi di kawasan Asia-Pasifik.
Hingga saat ini, EWC telah berinvestasi di Indonesia sejak 20 tahun yang lalu, dengan total nilai investasi mencapai satu miliar dolar AS. Di Indonesia sendiri, EWC telah mempekerjakan sekitar 600 orang dalam perusahaannya.
EWC berkomitmen untuk mendukung pengembangan energi, khususnya listrik dan gas bumi di Indonesia, sehingga pasokan terjamin dengan harga yang terjangkau. EWC pada 2009 pernah mendeskripsikan dan memperkenalkan kepada Wakil Presiden tentang rencana untuk mengembangkan Kilang LNG modular skala besar di Keera, Sulawesi Selatan.
Sejak saat itu EWC telah mampu memperluas dan mengembangkan lebih lanjut investasi dan operasi perusahaan di Indonesia. Investasi EWC di Indonesia antara lain: Production Sharing Contract (PSC) Lapangan Gas Bumi Sengkang, PLTGU Sengkang, dan Kilang LNG Sengkang.
Lapangan Gas Bumi Sengkang, terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, yang dioperasikan oleh Energy Equity Epic Sengkang (EEES) 100 persen dimiliki oleh EWC. PSC akan berakhir pada Oktober 2022.
Gas dari Lapangan Gas Bumi Sengkang, disalurkan ke PLTGU Sengkang 315 MW. Pembangkit dioperasikan oleh PT Energi Sengkang (PTES) yang dimiliki 95 persen oleh EWC.
Sementara Kilang LNG Sengkang, memiliki kapasitas 2 mtpa, terdiri dari 4 train secara modular @500.000 tpa yang dilengkapi dengan fasilitas dermaga dan terminal ior/ekspor. Konstruksi saat ini sudah mencapai 80 persen. Pasokan gas direncanakan dari PSC Sengkang.
Sementara itu, hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan dengan EWC tersebut Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Infrastruktur dan Investasi, Muhammad Abduh, dan Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi.
Baca juga: Bosowa Berencana Garap Energi Gas Sengkang
Hal ini disampaikan Elliott saat beraudiensi dengan Wakil Presiden M Jusuf Kalla di kantornya, Jakarta, Kamis.
"Saya berharap, bantuan Bapak agar SKK Migas dapat segera menerima pengajuan EWC, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dapat menerbitkan keputusan sebelum akhir tahun 2018," katanya dikutip dari laman Wakil Presiden.
Selain itu, Elliott juga memintakan dukungan Wapres terkait rencana pengembangan PLTGU Sengkang, dan kerangka kerja sama baru yang berlaku di PLN, dimana anak perusahaan PLN memiliki 51 persen dari ekuitas, dan sisanya 49 persen dipegang oleh Pengembang yang juga harus membiayai 100 persen dari investasi ekuitas termasuk komponen PLN.
Menanggapi hal itu, Wapres menyarankan agar Elliot dapat segera menyampaikan proposal tersebut kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM serta memantau terus proses perizinannya. "Saya akan coba bicara dengan pihak-pihak terkait soal ini, termasuk dengan Jonan," katanya.
Selain itu, Wapres juga menyarankan, apabila proposal ini diterima, EWC dapat mengantisipasi pendistribusian energi listrik tersebut ke pulau-pulau sekitarnya. Karena geografi wilayah kepulauan Indoinesia, bisa saja mengakibatkan efek selisih biaya produksi.
EWC yang merupakan perusahaan multinasional asal Australia, merupakan sebuah perusahaan energi yang memproduksi dan menjual listrik serta gas bumi di kawasan Asia-Pasifik.
Hingga saat ini, EWC telah berinvestasi di Indonesia sejak 20 tahun yang lalu, dengan total nilai investasi mencapai satu miliar dolar AS. Di Indonesia sendiri, EWC telah mempekerjakan sekitar 600 orang dalam perusahaannya.
EWC berkomitmen untuk mendukung pengembangan energi, khususnya listrik dan gas bumi di Indonesia, sehingga pasokan terjamin dengan harga yang terjangkau. EWC pada 2009 pernah mendeskripsikan dan memperkenalkan kepada Wakil Presiden tentang rencana untuk mengembangkan Kilang LNG modular skala besar di Keera, Sulawesi Selatan.
Sejak saat itu EWC telah mampu memperluas dan mengembangkan lebih lanjut investasi dan operasi perusahaan di Indonesia. Investasi EWC di Indonesia antara lain: Production Sharing Contract (PSC) Lapangan Gas Bumi Sengkang, PLTGU Sengkang, dan Kilang LNG Sengkang.
Lapangan Gas Bumi Sengkang, terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, yang dioperasikan oleh Energy Equity Epic Sengkang (EEES) 100 persen dimiliki oleh EWC. PSC akan berakhir pada Oktober 2022.
Gas dari Lapangan Gas Bumi Sengkang, disalurkan ke PLTGU Sengkang 315 MW. Pembangkit dioperasikan oleh PT Energi Sengkang (PTES) yang dimiliki 95 persen oleh EWC.
Sementara Kilang LNG Sengkang, memiliki kapasitas 2 mtpa, terdiri dari 4 train secara modular @500.000 tpa yang dilengkapi dengan fasilitas dermaga dan terminal ior/ekspor. Konstruksi saat ini sudah mencapai 80 persen. Pasokan gas direncanakan dari PSC Sengkang.
Sementara itu, hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan dengan EWC tersebut Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Infrastruktur dan Investasi, Muhammad Abduh, dan Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi.
Baca juga: Bosowa Berencana Garap Energi Gas Sengkang
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018
Tags: