Haka gandeng Google jelajahi ekosistem Leuser
26 Juli 2018 16:46 WIB
Ilustrasi - Kawasan Ekositem Leuser Aceh Perbukitan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) tampak dari atas puncak Gunung Singgah Mata, Nagan Raya, Aceh, Rabu (21/6/2017). Menurut data Forum Konservasi Leuser (FKL) pertengahan Juni 2017 menerangkan dari 2.255.577 hektar luas kawasan ekosistem Leuser di Provinsi Aceh hanya 1.808.7655 hektar yang masih tersisa, selebihnya sudah gundul akibat alih fungsi baik oleh masyarakat, perusahaan maupun program pemerintah. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Banda Aceh, (ANTARA News) - Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) yang bergerak untuk penyelamatan lingkungan hidup di Provinsi Aceh, menggandeng Google untuk menjelajahi Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).
Manajer Program Sistem Informasi Geografi Yayasan HAkA, Agung Dwinurcahya di Banda Aceh, Kamis, mengatakan kerja sama dengan Google ini untuk mengenalkan Kawasan Ekosistem Leuser kepada masyarakat dunia.
"Dengan kerja sama ini, pengguna aplikasi Google Earth bisa menjelajahi keragaman hayati Kawasan Ekosistem Leuser yang merupakan penyangga Taman Nasional Gunung Leuser," kata Agung Dwinurcahya.
Agung menyebutkan, KEL merupakan area yang meliputi hutan lindung, hutan produksi, kawasan konsesi, serta areal penggunaan lainnya. Luas KEL mencapai 2,6 juta hektare di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Luas KEL yang masuk wilayah Provinsi Aceh mencapai 2,25 juta hektare yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Kini KEL merupakan kawasan strategis nasional untuk penyelamatan lingkungan hidup.
"Ekosistem Leuser memiliki 8.500 spesies tanaman dan 105 lebih spesies mamalia serta 382 jenis burung. KEL dikenal dengan habitat gajah, orangutan, badak, serta beragam spesies dilindungi negara lainnya," ungkap Agung Dwinurcahya.
Agung menambahkan, Yayasan HAkA telah mengumpulkan foto dan video menakjubkan di Kawasan Ekosistem Leuser. Selanjutnya, video dan foto tersebut dapat dilihat di Google Earth.
"Kami berterima kasih kepada Google yang telah memberikan wadah untuk ekosistem Leuser. Ini juga bagian dari kampanye penyelamatan ekosistem Leuser dari kehancuran," kata Agung Dwinurcahya.
Baca juga: Warisan dunia ekosistem Leuser masih dalam bahaya
Baca juga: Hutan hujan tropis Sumatera tetap berstatus dalam bahaya
Baca juga: Dunia internasional suarakan gerakan lindungi ekosistem Leuser
Manajer Program Sistem Informasi Geografi Yayasan HAkA, Agung Dwinurcahya di Banda Aceh, Kamis, mengatakan kerja sama dengan Google ini untuk mengenalkan Kawasan Ekosistem Leuser kepada masyarakat dunia.
"Dengan kerja sama ini, pengguna aplikasi Google Earth bisa menjelajahi keragaman hayati Kawasan Ekosistem Leuser yang merupakan penyangga Taman Nasional Gunung Leuser," kata Agung Dwinurcahya.
Agung menyebutkan, KEL merupakan area yang meliputi hutan lindung, hutan produksi, kawasan konsesi, serta areal penggunaan lainnya. Luas KEL mencapai 2,6 juta hektare di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Luas KEL yang masuk wilayah Provinsi Aceh mencapai 2,25 juta hektare yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Kini KEL merupakan kawasan strategis nasional untuk penyelamatan lingkungan hidup.
"Ekosistem Leuser memiliki 8.500 spesies tanaman dan 105 lebih spesies mamalia serta 382 jenis burung. KEL dikenal dengan habitat gajah, orangutan, badak, serta beragam spesies dilindungi negara lainnya," ungkap Agung Dwinurcahya.
Agung menambahkan, Yayasan HAkA telah mengumpulkan foto dan video menakjubkan di Kawasan Ekosistem Leuser. Selanjutnya, video dan foto tersebut dapat dilihat di Google Earth.
"Kami berterima kasih kepada Google yang telah memberikan wadah untuk ekosistem Leuser. Ini juga bagian dari kampanye penyelamatan ekosistem Leuser dari kehancuran," kata Agung Dwinurcahya.
Baca juga: Warisan dunia ekosistem Leuser masih dalam bahaya
Baca juga: Hutan hujan tropis Sumatera tetap berstatus dalam bahaya
Baca juga: Dunia internasional suarakan gerakan lindungi ekosistem Leuser
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: