Jakarta (ANTARA News) - Target mobilisasi atlet dalam simulasi Implementasi Kebijakan Transportasi Asian Games 2018 di Jakarta telah terpenuhi.

"Dari hasil simulasi, Jumat (20/7), target waktu tempuh mobilisasi dari Wisma Atlet ke enam venue (arena) dari Inasgoc berhasil terpenuhi," kata Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Nurhandono di Jakarta, Kamis.

Nurhandono menjelaskan, enam venue yang jadi sasaran simulasi terletak di Pondok Indah, Jakarta Selatan; Gor Bulungan, Jakarta Selatan; Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur; Gor POPKI Cibubur, Jakarta Timur; Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur; dan Pantai Ancol di Jakarta Utara.

"Dari hasil simulasi, waktu tempuh dari Wisma Atlet ke Pondok Indah dengan jarak 30 kilometer bisa dicapai dalam waktu 30 menit, kemudian Wisma Atlet ke GOR POPKI Cibubur waktu tempuh 31 menit dengan jarak 29,4 kilometer," kata Nurhandono.

Ia menambahkan, Wisma Atlet ke TMII juga dapat ditempuh dalam 25 menit, sementara target komite penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) 35 menit.

"Wisma Atlet ke Velodrome waktu tempuh 17 menit, asumsi (target)-nya 25 menit dengan jarak 8,8 km, kemudian Wisma Atlet ke Gor Bulungan dapat ditempuh dalam 21 menit," tambahnya.

Pencapaian itu, menurut Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono merupakan hasil dari tiga paket kebijakan yang diterapkan secara lengkap.

"Kami sampaikan bahwa kita akan menerapkan tiga kebijakan, yaitu rekayasa lalu lintas, penyediaan angkutan umum, dan logistik. Ketiganya harus dijalankan secara bersamaan, tidak bisa hanya satu atau dua kegiatan saja. Harus semua," kata Bambang.

Ia menjelaskan, ada tiga kegiatan yang telah diuji coba untuk rekayasa lalu lintas.

"Pertama, perluasan sistem ganjil genap di jalan arteri, kedua penyediaan lajur khusus di jalan tol dan arteri, dan buka tutup pintu tol. Ketiganya ini harus dijalankan bersama karena saling terkait," jelas Bambang.

Menurutnya, implementasi paket kebijakan transportasi secara lengkap akan mencegah adanya antrian kendaraan di sejumlah ruas selama rekayasa lalu lintas dan di saat buka tutup pintu tol tengah berlangsung.

"Contoh kalau ketiganya tidak dilakukan, itu akan jadi antrian luar biasa di jalan arteri, tetapi kemarin tidak terjadi, karena ada penerapan sistem ganjil genap," tambahnya.