Moeldoko: Pemikiran Bung Karno mendasari pembinaan bakat
25 Juli 2018 19:23 WIB
Kepala Staf Presiden Moeldoko usai rapat bersaa sejumlah kepala daerah dan lembaga terkait kebakaran lahan dan hutan di Bina Graha pada Rabu (25/7/2018). (Bayu Prasetyo)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan relevansi pemikiran Proklamator Indonesia Bung Karno dapat mendasari pembentukan badan strategi pembinaan bakat di Tanah Air.
Moeldoko mengatakan KSP dan Presiden Joko Widodo tengah membentuk suatu strategi pembinaan bakat, sehingga talenta dan prestasi anak-anak Indonesia itu bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara.
"Kita ingin menjaring potensi anak muda. Karena negara wajib memberikan kesempatan," kata Moeldoko dalam keterangan yang diterima, Rabu.
Dia mengatakan optimisme Bung Karno terhadap pemuda Indonesia adalah hal yang relevan dan kekinian dalam membangun bangsa dan negara.
Ada banyak prestasi dan kiprah generasi muda Indonesia di tingkat dunia, salah satunya Lalu Zohri yang baru-baru ini mencetak rekor sebagai pelari tercepat di tingkat U20.
Pemerintah memanifestasikan optimisme proklamator itu dengan pembinaan nyata terhadap pemuda dan talentanya.
"Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia. Ini adalah pesan optimis yang selalu saya ingat. Bila anak-anak kita dipetakan dengan kapasitasnya yang mereka miliki, kita akan menggemparkan dunia," kata Moeldoko mengutip salah satu kalimat pidato Bung Karno yang terkenal, yang mendasari program pemerintah mengkanalisasi talenta pemuda Indonesia.
Optimisme Soekarno ini, menurutnya harus menjadi optimisme semua.
Dia mengatakan potensi anak muda yang bisa mengguncang dunia, menurutnya, bisa dilihat dari rekaman sejarah bangsa Indonesia. ?Jasmerah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Ini juga harus menjadi pemikiran kita. Pemuda-pemuda wajib mempelajari sejarah. Karena kita tidak akan berada di hari ini, kalau tidak ada masa lalu,? demikian Moeldoko mengutip lagi pidato Bung Karno yang pernah terucap di HUT Indonesia tahun 1966 silam.
Upaya pemerintah membina anak dan pemuda dijelaskan pula oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan pemerintah sudah berupaya merawat potensi generasi muda Indonesia sejak masih taraf anak-anak, khususnya perlindungan agar anak Indonesia terjamin pendidikannya.
Mulai dari program wajib belajar 12 tahun hingga sekolah gratis untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.
Sedangkan untuk tingkat menengah atas dan kejuruan, ada Bantuan Operasional Sekolah/BOS yang dianggarkan di APBN dan BOS daerah yang dianggarkan di APBD.
Pemerintah juga berupaya anak miskin dan nilai akademik rendah tetap dapat mengakses pendidikan berkualitas di sekolah negeri melalui sistem zonasi,? kata Retno ketika dihubungi. Pada tingkatan yang lebih lanjut, untuk generasi muda, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berkomitmen mewadahi dan memfasilitasi berbagai kegiatan kepemudaan.
Moeldoko mengatakan KSP dan Presiden Joko Widodo tengah membentuk suatu strategi pembinaan bakat, sehingga talenta dan prestasi anak-anak Indonesia itu bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara.
"Kita ingin menjaring potensi anak muda. Karena negara wajib memberikan kesempatan," kata Moeldoko dalam keterangan yang diterima, Rabu.
Dia mengatakan optimisme Bung Karno terhadap pemuda Indonesia adalah hal yang relevan dan kekinian dalam membangun bangsa dan negara.
Ada banyak prestasi dan kiprah generasi muda Indonesia di tingkat dunia, salah satunya Lalu Zohri yang baru-baru ini mencetak rekor sebagai pelari tercepat di tingkat U20.
Pemerintah memanifestasikan optimisme proklamator itu dengan pembinaan nyata terhadap pemuda dan talentanya.
"Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia. Ini adalah pesan optimis yang selalu saya ingat. Bila anak-anak kita dipetakan dengan kapasitasnya yang mereka miliki, kita akan menggemparkan dunia," kata Moeldoko mengutip salah satu kalimat pidato Bung Karno yang terkenal, yang mendasari program pemerintah mengkanalisasi talenta pemuda Indonesia.
Optimisme Soekarno ini, menurutnya harus menjadi optimisme semua.
Dia mengatakan potensi anak muda yang bisa mengguncang dunia, menurutnya, bisa dilihat dari rekaman sejarah bangsa Indonesia. ?Jasmerah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Ini juga harus menjadi pemikiran kita. Pemuda-pemuda wajib mempelajari sejarah. Karena kita tidak akan berada di hari ini, kalau tidak ada masa lalu,? demikian Moeldoko mengutip lagi pidato Bung Karno yang pernah terucap di HUT Indonesia tahun 1966 silam.
Upaya pemerintah membina anak dan pemuda dijelaskan pula oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan pemerintah sudah berupaya merawat potensi generasi muda Indonesia sejak masih taraf anak-anak, khususnya perlindungan agar anak Indonesia terjamin pendidikannya.
Mulai dari program wajib belajar 12 tahun hingga sekolah gratis untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.
Sedangkan untuk tingkat menengah atas dan kejuruan, ada Bantuan Operasional Sekolah/BOS yang dianggarkan di APBN dan BOS daerah yang dianggarkan di APBD.
Pemerintah juga berupaya anak miskin dan nilai akademik rendah tetap dapat mengakses pendidikan berkualitas di sekolah negeri melalui sistem zonasi,? kata Retno ketika dihubungi. Pada tingkatan yang lebih lanjut, untuk generasi muda, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berkomitmen mewadahi dan memfasilitasi berbagai kegiatan kepemudaan.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: