Kekeringan di Cianjur
24 Juli 2018 13:41 WIB
Petani melihat tanah tanaman padi yang retak diarea sawah tadah hujan Desa Alue Lim, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh, Minggu (11/2/2018). Puluhan hektar tanaman padi yang berumur 30-40 hari mengalami kekeringan akibat curah hujan berkurang, tidak tersedianya air irigasi dan sumber air lainnya sehingga dikhawatirkan ratusan haktar padi dikawasan itu terancam puso. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Cianjur (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cianjur, Jawa Barat, menerima laporan kekeringan yang melanda sejumlah wilayah selatan dan timur Cianjur.
Sekretaris BPBD Cianjur, Sugeng Supriyatno di Cianjur, Selasa, mengatakan pihaknya menerima laporannya kekeringan yang melanda Kecamatan Cibeber, Cibinong, Leles dan Sindangbarang.
"Laporan yang masuk merupakan wilayah yang kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau termasuk wilayah potensial. Kalau di wilayah timur biasanya kekeringan melanda Kecamatan Mande, Karangtengah dan Sukaluyu," katanya.
Kekeringan merupakan satu diantara sembilan potensi kebencanaan yang menjadi fokus penanganan pihaknya karena potensi tersebut membuat Cianjur berada di peringkat pertama wilayah berisiko.
Dia menjelaskan, sembilan potensi bencana seperti tsunami, gunung berapi, tanah longsor, banjir, pergerakan tanah, puting beliung dan kekeringan.
Risiko bencana tertinggi membuat pihaknya harus lebih meningkatkan kewaspadaan. Bahkan BPBD telah membuat rencana kontijensi dengan melibatkan semua unsur organisasi peringkat daerah termasuk TNI, Polri dan ormas.
"Kami pernah mengadakan simulasi yang namanya rencana kontijensi dengan melibatkan semua elemen terkait penanggulangan potensi kebencanaan yang menjadi tanggungjawab bersama," katanya.
Sedangkan untuk penanganan kekeringan di sejumlah wilayah, pihaknya berkordinasi dengan OPD terkait dan PDAM Cianjur, untuk menyediakan air bersih untuk warga.
Baca juga: Di Jawa Barat, 9.311 hektare sawah kekeringan
Baca juga: Ancaman kekeringan di depan mata
Sekretaris BPBD Cianjur, Sugeng Supriyatno di Cianjur, Selasa, mengatakan pihaknya menerima laporannya kekeringan yang melanda Kecamatan Cibeber, Cibinong, Leles dan Sindangbarang.
"Laporan yang masuk merupakan wilayah yang kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau termasuk wilayah potensial. Kalau di wilayah timur biasanya kekeringan melanda Kecamatan Mande, Karangtengah dan Sukaluyu," katanya.
Kekeringan merupakan satu diantara sembilan potensi kebencanaan yang menjadi fokus penanganan pihaknya karena potensi tersebut membuat Cianjur berada di peringkat pertama wilayah berisiko.
Dia menjelaskan, sembilan potensi bencana seperti tsunami, gunung berapi, tanah longsor, banjir, pergerakan tanah, puting beliung dan kekeringan.
Risiko bencana tertinggi membuat pihaknya harus lebih meningkatkan kewaspadaan. Bahkan BPBD telah membuat rencana kontijensi dengan melibatkan semua unsur organisasi peringkat daerah termasuk TNI, Polri dan ormas.
"Kami pernah mengadakan simulasi yang namanya rencana kontijensi dengan melibatkan semua elemen terkait penanggulangan potensi kebencanaan yang menjadi tanggungjawab bersama," katanya.
Sedangkan untuk penanganan kekeringan di sejumlah wilayah, pihaknya berkordinasi dengan OPD terkait dan PDAM Cianjur, untuk menyediakan air bersih untuk warga.
Baca juga: Di Jawa Barat, 9.311 hektare sawah kekeringan
Baca juga: Ancaman kekeringan di depan mata
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: