Jakarta (ANTARA News) - Koalisi partai pengusung Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2019 tetap membuka kesempatan bagi partai lain untuk bergabung.

"Koalisi tidak membatasi hanya pada enam parpol saja. Namun demikian, tambahan anggota koalisi harus disepakati seluruh anggota yang enam secara mufakat," kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy di Jakarta, Selasa.

Rommy, sapaan akrabnya, mempersilakan Demokrat bergabung dengan koalisi pengusung Jokowi apabila hasil pembicaraan dengan Gerindra tidak menggembirakan.

Pada pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Senin (23/7) malam, enam ketua umum partai anggota koalisi, yakni Megawati Soekarnoputri dari PDIP, Airlangga Hartarto dari Golkar, Surya Paloh dari Nasdem, Oesman Sapta Odang dari Hanura, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Rommy dari PPP menyepakati keenam parpol itu sebagai formasi solid pengusungan Jokowi sebagai capres 2019.

Dalam pertemuan itu koalisi juga telah menyepakati cawapres pendamping Jokowi yang pada saatnya nanti akan diumumkan sendiri oleh Jokowi.

"Koalisi sepakat akan bertemu kembali selambat-lambatnya pekan depan untuk membicarakan langkah-langkah lanjutan yang dianggap perlu dalam rangka pemenangan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019," kata Rommy.

Sementara itu, Gerindra, PAN, dan PKS dipastikan akan menjadi koalisi yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Demokrat tinggal satu-satunya parpol yang belum menentukan arah koalisinya. Demokrat masih menyerap aspirasi dari pengurus daerah.

Dijadwalkan pada Selasa malam Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman SBY, kawasan Mega Kuningan, Jakarta.

Baca juga: Koalisi sepakati cawapres pendamping Jokowi

Baca juga: Prabowo temui SBY malam ini