Koalisi Jokowi buka kesempatan partai lain bergabung, Demokrat dipersilakan
24 Juli 2018 09:28 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) melakukan pertemuan dan jamuan makan malam dengan dengan ketua umum partai politik koalisi (kiri ke kanan) Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7/2018). (ANTARA /Biropers/Rusman Djony)
Jakarta (ANTARA News) - Koalisi partai pengusung Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2019 tetap membuka kesempatan bagi partai lain untuk bergabung.
"Koalisi tidak membatasi hanya pada enam parpol saja. Namun demikian, tambahan anggota koalisi harus disepakati seluruh anggota yang enam secara mufakat," kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy di Jakarta, Selasa.
Rommy, sapaan akrabnya, mempersilakan Demokrat bergabung dengan koalisi pengusung Jokowi apabila hasil pembicaraan dengan Gerindra tidak menggembirakan.
Pada pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Senin (23/7) malam, enam ketua umum partai anggota koalisi, yakni Megawati Soekarnoputri dari PDIP, Airlangga Hartarto dari Golkar, Surya Paloh dari Nasdem, Oesman Sapta Odang dari Hanura, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Rommy dari PPP menyepakati keenam parpol itu sebagai formasi solid pengusungan Jokowi sebagai capres 2019.
Dalam pertemuan itu koalisi juga telah menyepakati cawapres pendamping Jokowi yang pada saatnya nanti akan diumumkan sendiri oleh Jokowi.
"Koalisi sepakat akan bertemu kembali selambat-lambatnya pekan depan untuk membicarakan langkah-langkah lanjutan yang dianggap perlu dalam rangka pemenangan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019," kata Rommy.
Sementara itu, Gerindra, PAN, dan PKS dipastikan akan menjadi koalisi yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Demokrat tinggal satu-satunya parpol yang belum menentukan arah koalisinya. Demokrat masih menyerap aspirasi dari pengurus daerah.
Dijadwalkan pada Selasa malam Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman SBY, kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
Baca juga: Koalisi sepakati cawapres pendamping Jokowi
Baca juga: Prabowo temui SBY malam ini
"Koalisi tidak membatasi hanya pada enam parpol saja. Namun demikian, tambahan anggota koalisi harus disepakati seluruh anggota yang enam secara mufakat," kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy di Jakarta, Selasa.
Rommy, sapaan akrabnya, mempersilakan Demokrat bergabung dengan koalisi pengusung Jokowi apabila hasil pembicaraan dengan Gerindra tidak menggembirakan.
Pada pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Senin (23/7) malam, enam ketua umum partai anggota koalisi, yakni Megawati Soekarnoputri dari PDIP, Airlangga Hartarto dari Golkar, Surya Paloh dari Nasdem, Oesman Sapta Odang dari Hanura, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Rommy dari PPP menyepakati keenam parpol itu sebagai formasi solid pengusungan Jokowi sebagai capres 2019.
Dalam pertemuan itu koalisi juga telah menyepakati cawapres pendamping Jokowi yang pada saatnya nanti akan diumumkan sendiri oleh Jokowi.
"Koalisi sepakat akan bertemu kembali selambat-lambatnya pekan depan untuk membicarakan langkah-langkah lanjutan yang dianggap perlu dalam rangka pemenangan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019," kata Rommy.
Sementara itu, Gerindra, PAN, dan PKS dipastikan akan menjadi koalisi yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Demokrat tinggal satu-satunya parpol yang belum menentukan arah koalisinya. Demokrat masih menyerap aspirasi dari pengurus daerah.
Dijadwalkan pada Selasa malam Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman SBY, kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
Baca juga: Koalisi sepakati cawapres pendamping Jokowi
Baca juga: Prabowo temui SBY malam ini
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: