Jakarta (ANTARA News) - Produktivitas pekerja Indonesia ditargetkan mampu menggeser peringkat produktivitas Malaysia dan Thailand, sehingga kelak bisa menjadi nomor dua di kawasan ASEAN, setelah Singapura.

Hingga saat ini, tingkat produktivitas pekerja Indonesia masih berada di peringkat empat dan Singapura masih bercokol di rangking pertama.

"Kami targetkan bisa masuk dua besar dalam produktivitas pekerja di antara negara-negara ASEAN," kata Direktur Produksi Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker Muhammad Zuhri seusai membuka lokakarya bertema "Multi-country Observational Study Mission on Labour Management Relations di Jakarta, Senin.

Zuhri mengatakan perubahan di era industri 4.0 harus diantisipasi dengan cara positif dan tujuan positif, yaitu tetap harus mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing suatu organisasi atau bangsa.

"Hubungan industrial di perusahaan menjadi salah salah satu faktor paling penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa. Hal ini harus menjadi perhatian bersama, selain kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi, dan perbaikan manajemen, inovasi kerja ," kata Zuhri.

Zuhri mengatakan hubungan industrial harmonis antara manajemen dengan pekerja merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia, terutama terkait permintaan upah pekerja dan di lain pihak manajemen menginginkan pekerja untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitasnya.

Lokakarya digelar 23-26 Juli itu, hasil kerjasama Asian Productivity Center (APO) yang berkedudukan di Tokyo, Jepang dengan Direktorat Bina Produktivitas Ditjen Binalattas Kemnaker.

Zuhri menyatakan tujuan lokakarya selama empat hari ini yakni tukar pikiran beberapa negara tentang hubungan industrial di negara masing-masing. Kedua berbagi pengetahuan, baik narasumber maupun peserta dari 17 dan 20 negara APO yang hadir.

Melalui lokakarya ini, Zuhri mengatakan pihaknya akan mendapatkan masukan-masukan terkait kebijakan-kebijakan pemerintah dari peserta workshop dan pengalaman pemerintah membangun hubungan industrial terutama di perusahaan-perusahaan.

"Hubungan industrial menjadi isu sentral dalam lokakarya ini. Isu lainnya itu akan dibahas di sesi narasumber terutama yang berkaitan dengan hubungan industrial di usaha kecil dan menengah, " katanya.

Zuhri menegaskan penguatan-penguatan hubungan industrial sangat penting karena ketika ingin membangun usaha kecil dan menengah sebagai basis perekonomian nasional yang bisa dikembangkan kedepannya.

Baca juga: Produktivitas tenaga kerja nasional meningkat