Oleh Muhammad Razi Rahman

Banyuwangi (ANTARA News) - PT Bumi Suksesindo (BSI) dalam mengelola tambang emas Tujuh Bukit di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, menggunakan teknologi pertambangan "heap leach" yang sangat memperhatikan aspek lingkungan serta cocok dengan karakteristik bebatuan di kawasan itu.

"Perusahaan berhasil mengelola tambang dan memproduksi emas di Tambang Tujuh Bukit secara efisien melalui penggunaan teknologi `heap leach` atau pelindihan yang sangat memperhatikan aspek lingkungan," kata Corporate Communications Manager BSI, Mufizar Mahmud, di Banyuwangi, Senin.

Mufizar memaparkan, dalam sistem tersebut, batuan yang mengandung mineral ditumpuk di suatu tempat khusus yang dibangun dengan alat plastik HDPE yang menyerupai sebuah wadah yang dibangun antara lain dengan lapisan tanah liat serta dipasangi alat monitor untuk menjaga dan memastikan agar cairan tersebut tidak mencemari lingkungan.

Dia juga menuturkan, sistem penambangan dengan teknologi "heap leach" menggunakan sianida untuk melarutkan mineral tambang, dan setelah dicampur dengan air, sianida ini ditempatkan di areal khusus dan akan digunakan secara terus menerus dengan sistem pengawasan secara ketat.

Dengan sistem "heap leach", lanjutnya, PT BSI tidak menggunakan "tailings" sebagaimana yang dilakukan di beberapa tambang lainnya di Indonesia.

"Tailings dihasilkan oleh pengolahan yang menggunakan sistem SAG (Semi Autogenous Grinding) Mill. Melalui pemanfaatan teknologi yang tepat dan kontrol kinerja yang baik, produksi emas di tambang Tujuh Bukit sangat efisien," ucapnya.

Manager Environmental dan Wakil Kepala Teknik Tambang BSI Ismed Siregar mengatakan bahwa teknologi tersebut tidak digunakan di seluruh kawasan pertambangan Nusantara karena setiap cadangan bebatuan karakteristiknya berbeda-beda.

Namun, ujar dia, karakteristik bebatuan yang cocok dengan teknologi "heap leach" atau pelindihan adalah batuan oksida yang relatif lebih mudah rapuh dibandingkan dengan jenis batuan lainnya.

Setelah semua produksi selesai, ujar dia, maka akan masuk tahap "closure" dengan penyiraman air bersih selama dua tahun berturut-turut untuk bekas lokasi wadah cairan serta setelah penyiraman langsung direklamasi sebagai tanggung jawab korporasi untuk menjadikan kembali kawasan lingkungan tersebut sebagai hutan produksi dengan berkoordinasi bersama-sama pihak Perhutani.

Sebelumnya, PT Timah Tbk juga menyatakan telah menerapkan penambangan bijih timah yang ramah lingkungan, guna menjaga kelestarian lingkungan di wilayah operasional perusahaan berplat merah itu.

"Kita terus berusaha melakukan inovasi teknologi dan proses penambangan. Untuk teknologi ramah lingkungan ini, PT Timah sudah menyiapkannya sejak 2012," kata Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Alwin Albar di Pangkalpinang, Senin (2/7).

Dia mengatakan konsep teknologi penambangan yang diterapkan yaitu sub surface mining dan PT Timah sudah melakukan eksperimen dan diperbaiki pada akhir 2012.

Baca juga: BSI targetkan produksi emas 2018 meningkat