Kupang (ANTARA News) - Warga Desa Bari, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur menangkap seekor komodo yang ditemukan berkeliaran di sekitar desa itu.

"Betul ada satu ekor komodo yang ditangkap warga Desa Bari pada Sabtu (21/7) lalu," kata Staf Bidang Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Komodo Ande Kefi melalui pesan Whatsapp kepada Antara di Kupang, Senin.?

Ia membenarkan tentang laporan terkait dengan seekor satwa purba yang ditangkap warga Desa Bari, Kecamatan Boleng, di luar kawasan Taman Nasional Komodo tersebut.

Ande terlibat dalam tim gabungan dari Balai Taman Nasional Komodo bersama SPORC dan BBKSDA NTT sudah meninjau langsung keberadaan komodo yang ditangkap warga itu pada Minggu (22/7).

Ia menjelaskan kehadiran satwa komodo itu sempat membingungkan warga setempat karena kurangnya pemahaman mengenai biawak raksasa yang merupakan komodo (varanus komodoensis).

Tokoh masyarakat di Desa Bari, ?lanjutnya, juga mengemukakan bahkan warga setempat menganggap satwa purba tersebut merupakan hama bukan komodo.

"Warga yang belum tahu tentang komodo, mereka menganggap ini adalah hama bukan komodo sehingga sebelumnya sampai ada komodo yang dibunuh," katanya.

Dia menjelaskan keberadaan komodo tidak hanya di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, namun juga tersebar di wilayah utara Pulau Flores.

Berdasarkan hasil riset Owen Ovenberg, lanjutnya, komodo berkembang biak hampir di seluruh pantai utara Pulau Flores.

"Ini berdasarkan hasil riset. Bahkan hasil riset itu menyebutkan penyebaran satwa komodo sampai ke Tanjung Watu Manuk di Kabupaten Sikka atau di wilayah bagian timur Pulau Flores," katanya.

Terhadap komodo yang ditangkap warga, ia menjelakan, tim gabungan telah mengidentifikasi sekaligus memberikan pemahaman dan arahan kepada warga setempat.

Setelah berkoordinasi dengan warga akhirnya disepakati untuk bersama-sama mengembalikan komodo tersebut ke habitatnya di sekitar daerah setempat.

"Kami sudah memberikan arahan dan mengajak warga setempat agar bersama-sama menjaga komodo sebagai satwa konservasi yang harus dilestarikan," katanya.

Pihaknya juga berharap masyarakat melalui pemerintah desa atau kecamatan setempat berkoordinasi dengan pemerintah di tingkat atas hingga pusat untuk mengembangkan wilayah setempat sebagai bagian dari daerah wisata komodo.

(KR-ALS/M029)