Washington (ANTARA News) - Petenis Amerika Serikat (AS) unggulan teratas, Andy Roddick, memenangi gelar Washington Classic ketiganya, setelah mengalahkan pendatang baru John Isner 6-4, 7-6 (7/4) sekaligus mengakhiri cerita dongeng petenis peringkat 416 dunia itu, Minggu. Bagi Roddick -- Juara Washington 2001 dan 2005 -- gelar di turnamen pemanasan AS Terbuka yang berhadiah total 600.000 dolar AS tersebut merupakan gelar ke-23 dalam karirnya dan keduanya musim ini. "Saya sangat senang dengan cara saya mengontrol pertandingan melalui servis," kata Roddick, seperti dikutip AFP. "Saya terus menekannya. Saya mengembalikan pukulannya dengan baik." Isner yang tampil dengan fasilitas wild card --mengisi kekosongan di undian babak utama karena Fernano Gonzalez mengundurkan diri-- gagal membuat akhir manis dari cerita dongengnya di turnamen itu --memenangi lima pertandingan berturut-turut dengan tiebreak pada set ketiga. "Semua impian menjadi kenyataan dalam satu pekan ini. Sangat luar biasa," kata Isner. "Saya akan selalu mengingat, pernah menantang Andy Roddick di final ATP. Ini sebuah kehormatan besar. Saya tidak akan pernah melupakannya. Saya pun masih belum bisa mempercayainya." Roddick, peringkat lima dunia berhak atas uang hadiah sebesar 74.250 dolar AS, sedang Isner dengan tinggi 6 kaki-9 inci yang melesakkan total 144 ace dan memenangi 70,4 persen poin dari servis pertamanya akan melesat ke peringkat 190 dunia dan menerima wild card untuk tampil di Cincinnati. "Dengan servis seperti itu, ia memiliki kesempatan di tiap pertandingan," kata Roddick. Isner (22) menyerah 0-40 pada game ketujuh set pertama karena dua backhand dan satu forehandnya menyangkut net diikuti forehand yang keluar lapangan. Roddick pun memegang servis untuk memastikan kemenangan pada set pertama dengan ace. "Saya tahu, pertandingan ini adalah pengalaman baru baginya. Saya ingin menekannya di awal pertandingan. Saya tidak ingin, ia mendapat perlawanan mudah," kata Roddick. "Sangat sulit membuat bola tidak mengarah tepat kepadanya karena ia berada di mana-mana di depan net. Saya tidak banyak mencoba memberinya bola pertama sebanyak membuatnya bereaksi." Smash Isner yang seharusnya membuahkan poin justru menyangkut net pada poin pertama game kesembilan set kedua. "Saya tidak percaya ketika gagal melakukan pukulan mudah itu, tetapi pada kenyataannya saya melakukannya," kata Isner. "Untungnya saya tidak kehilangan game itu setelah kehilangan poin termudah dalam sejarah." Roddick yang melesakkan 14 ace pada pertandingan sangat terkesan dengan permainan Isner yang melesakkan 12 ace. "Ia mencoba mempertahankan permainannya," kata Roddick. "Saya pikir, ia bisa bangkit dengan cukup baik." Saat tiebreak, backhand Isner terlalu panjang sehingga Roddick pun unggul 3-1 dan tidak pernah lagi terkejar hingga pertandingan berakhir dengan forehand winner Roddick. Hilang keseimbangan "Ia membuat saya kehilangan keseimbangan dengan servisnya," kata Isner. "Saya sangat lelah dan butuh istirahat. Saya tidak tahu berapa banyak energi yang masih tersisa setelah lima pertandingan. Tetapi bahkan dengan energi penuh, saya belum tentu dapat mengalahkannya." Roddick memenangi gelar pertamanya tahun ini di Queen`s pada Juni setelah tampil di satu-satunya final pada Februari di Memphis dimana ia kalah dari Tommy Haas. Roddick yang akan genap berusia 25 tahun pada akhir bulan itu kini memiliki rekor menang-kalah 42-10 dengan 10 kemenangan beruntun di Washington. Roddick tidak dapat mempertahankan gelar yang diperolehnya pada 2005 tahun lalu karena cedera otot perut. Isner, yang memiliki kesempatan untuk memenangi gelar ATP dengan menyandang peringkat ketiga terendah dalam sejarah, kalah dalam debutnya di pertandingan ATP pada 9 Juli yaitu di lapangan rumput Newport setelah memenangi turnamen challenger di Lexington. "Hasil ini menambah rasa percaya diri saya," kata Isner, "Saya merasa bisa bermain di turnamen besar dan menantang siapapun." (*)