Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Jumat (20/7) membela diri dari hujan kritik dan menegaskan kepentingan berteman baik atas upayanya membangun hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump menyampaikan pernyataan itu setelah mengundang Putin untuk pertemuan kedua, meski perundingan pertama menuai kecaman dari banyak politisi dalam negerinya, demikian laporan Reuters.
Presiden Trump mengejutkan dunia saat membela Putin, yang menurut badan intelejen AS telah mengintervensi pemilihan umum presiden pada 2016, yang mengantar kemenangan Trump dari Partai Republik atas Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
Trump kembali memicu kontroversi setelah mengundang Putin ke Washington DC pada musim gugur tahun ini.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi CNBC, Trump mengatakan bahwa dirinya dan Putin berhasil membangun hubungan baik saat bertemu di Helsinki, Finlandia.
Padahal, Putin oleh kalangan intelijen AS disebut-sebut sebagai tokoh yang diduga kuat memerintahkan intervensi memanfaatkan Internet untuk mempengaruhi publik AS agar memilih Trump dalam pemilihan presiden pada 2016.
"Faktanya, kami bisa bergaul dengan baik," kata Trump.
Ia mengemukakan pula bahwa mereka tidak selalu sepakat dalam semua hal.
"Saya menjalani perundingan yang berlangsung selama lebih dari dua jam. Dalam pertemuan itu, tidak semua hal kami sepakati," ujarnya.
Ia menimpali, "Kami mendiskusikan banyak hal yang akan membawa kebaikan bagi kedua negara."
Hanya beberapa penerjemah yang turut menghadiri pertemuan pribadi antara kedua pemimpin negara itu, dan hasilnya perundingan masih belum diketahui.
Rusia menegaskan sudah siap merundingkan usulan pertemuan kedua antara Putin dan Trump, demikian laporan kantor berita Interfax, mengutip pernyataan Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov.
Antonov mengatakan bahwa Putin sudah mengajukan usulan nyata kepada Trump mengenai penyelesaikan konflik di kawasan timur Ukraina.
Ia juga mengindikasikan rencana pertemuan antara Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Menteri Pertahanan AS James Mattis.
Selain itu, sejumlah anggota parlemen AS juga akan mengunjungi Rusia.
Sejumlah badan intelejen AS sudah menyimpulkan bahwa Rusia menjalankan operasi peretasan dan propaganda untuk mengintervensi pemilihan umum tahun 2016 untuk membantu Trump memenangi kursi kepresidenan.
Putin membantah tudingan itu. Demikian pula Trump.
Saat ini Moskow dikabarkan mengulangi operasi dua tahun lalu untuk mempengaruhi hasil pemilihan umum parlemen bulan November 2018.
Dalam wawancaranya dengan CNBC, Trump menyalahkan media masa karena memberitakan bahwa dirinya tidak berkonfrontasi secara terbuka dengan Putin terkait pemilu 2016 saat mereka bertemu di Helsinki.
"Orang-orang bodoh di media berkata, `kenapa Anda tidak menatap matanya lalu berteriak di depannya?` Orang-orang ini gila. Saya ingin berunding untuk mencapai kesepakatan," ujar Trump menambahkan.
Baca juga: Trump yakin Rusia berhenti campuri pemilu Amerika Serikat
Baca juga: Intelijen AS tetap tuding Rusia campuri pemilu
Baca juga: Trump kehilangan 300 ribu pengikut akibat kebijakan baru Twitter
Trump tegaskan kepentingan berteman dengan Putin
21 Juli 2018 04:11 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan saat mereka bertemu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7/2018). (REUTERS/Kevin Lamarque)
Pewarta: -
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018
Tags: