Teheran (ANTARA News) - Iran, Minggu, menegaskan kembali bahwa pihaknya bagaimanapun juga tidak akan mempertimbangkan penghentian pengayaan uranium, kendatipun Barat tetap menuntut pembekuan kegiatan nuklir yang sensitif itu. Jurubicara kementerian luar negeri Mohammad Ali Hosseini mengatakan tindakan seperti itu "tidak bisa diterima" dan membantah bahwa ketua jururunding nuklir Ali Larijani mengatakan dalam satu wawancara dengan sebuah majalah bahwa satu penghentian mungkin dilakukan sebagai satu hasil perundingan dengan negara-negara dunia. "Ini tidak benar. Saya telah berbicara langsung dengan Larijani dan ini (artikel) adalah satu refleksi yang dipelintir menyangkut komentar-komentarnya," kata Hosseini kepada wartawan seperti dikutip AFP. "Satu penghentian tidak bisa diterima sebagai hasil dari perundingan-perundingan. Larijani mengatakan masalah penghentian itu tidak rasional dan tidak bisa diterima dan ia menyebut pengayaan uraniium itu penting." Larijani dilaporkan mengemukakan kepada mingguan Jerman Focus bahwa Iran tidak mengesampingan penghentian pengayaan uranium itu sebagai hasil perundingan, komentar-komentar yang akan menandakan satu perobahan halus dalam sikap Teheran. Para anggota Dewan Keamanan PBB menginginkan Iran menghentikan pengayaan uranium, yang dapat digunakan baik untuk membuat bahan bakar untuk nuklir maupun senjata-senjata nuklir, sementara membuktikan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai sebelum perundingan-perundingan dilakukan. Akan tetapi Iran menegaskan program nuklirnya semata-mata bertujuan untuk memproduksi tenaga listrik sementara pengayaan uranium adalah sebagai bagian integral pengolahan bahan bakar nuklir yang pihaknya punya hak untuk gunakan. Hosseini menegaskan bahwa aktivitas-aktivitas nuklir Iran bekerja pada langkah "normal" mereka. "Aktivitas nuklir kami terus dilakukan dan akan dilanjutkan dalam satu rencana yang terorganisasi, jauh dari propoganda politik media." Dewan Keamanan PBB sudah mengenakan dua rangkai sanksi terhadap Iran untuk menghukumnya karena menolak penghentian pengayaan uranium dan kemungkinan akan mempertimbangkan sanksi ketiga jika perjanjian itu tidak dicapai. Iran pekan lalu mengizinkan satu tim pemeriksa nuklir PBB mengunjungi reaktor air berat Arak untuk pertama kali dalam beberapa bulan tapi Iran dan Barat tetap terlibat pertikaian menyangkut masalah pengayaan uranium itu.(*)