Jakarta (ANTARA News) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menjajaki kerja sama dengan investor tambang Rusia, United Company Rusal dalam pembangunan pabrik pengolahan (smelter) aluminium di lokasi tambang Tayan, Kalimantan Barat. "Antam jajaki kerjasama dengan perusahaan Rusal dalam pengembangan aluminium di Tayan," kata Dirjen Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Departemen ESDM Simon Felix Sembiring di Jakarta, pekan lalu. Menurut dia, kedua perusahaan telah melaporkan keinginannya tersebut kepada pemerintah. Simon mengatakan, pemerintah mendukung upaya kerjasama antara Antam dan Rusal itu. Sementara itu, Direktur Pengembangan Antam Darma Ambiar mengatakan, kerja sama tersebut masih penjajakan dan belum ada kesepakatan yang mengikat. Menurut dia, Antam masih membuka diri bekerja sama dengan investor lain. "Belum ada perusahaan yang ditunjuk, kami masih membuka tawaran lainnya," katanya. Selain Rusal, lanjut Darma, sudah ada beberapa perusahaan lainnya yang dijajaki Antam di antaranya investor tambang asal Dubai. Ia mengatakan, pembangunan smelter tersebut direncanakan berkapasitas 300-400 ribu ton per tahun. Namun, Darma tidak mau menjelaskan pendanaannya mengingat masih dalam tahap penjajakan. Menurut dia, produk aluminium tersebut direncanakan dijual ke pasar dalam negeri yang kebutuhannya kini terus meningkat. Sebelumnya, Antam telah sepakat membentuk konsorsium dengan dua perusahaan Jepang, yaitu Showa Denco KK (SDK) dan Marubeni Corporation, serta investor Singapura, Straits Trading Amalgamated Resources Private Limited (STAR), dalam pembangunan proyek Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan. Kesepakatan kerja sama proyek alumina yang merupakan bahan baku aluminimum tersebut ditandatangani keempat perusahaan pada 31 Maret 2006. Kebutuhan biaya penambangan bauksit hingga alumina berkapasitas 300 ribu ton tersebut diperkirakan mencapai 220 juta dolar AS. Ditargetkan, pada kuartal kedua 2009, pabrik alumina Tayan sudah dibangun, sehingga 2010 bisa mulai beroperasi. Selanjutnya, kapasitas pabrik alumina di wilayah Tayan yang memiliki cadangan bauksit hingga 100 juta ton itu akan ditingkatkan menjadi 500 ribu ton per tahun.(*)