Proyek jembatan layang Manahan Solo ditarget selesai Oktober
20 Juli 2018 11:27 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono (kanan) saat meninjau pembangunan ruas Tol Bogor, Cianjur dan SUkabumi (Bocimi) seksi I di Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan proyek jembatan layang (fly over) Manahan di Kota Solo, Jawa Tengah, selesai pada Oktober 2018.
"Saya sudah cek ke lapangan, Kamis (19/7), fisik sudah 45 persen, targetnya selesai Oktober tahun ini," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dijelaskannya, proyek tersebut bertujuan mengatasi kemacetan akibat ada perlintasan sebidang jalur rel kereta Solo-Yogyakarta .
"Pembangunannya menggunakan teknologi yang sama dengan FO Antapani di Kota Bandung, Jawa Barat, yaitu Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP)," kata Menteri Basuki.
CMP merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang.
Kelebihannya yakni memiliki masa konstruksi yang lebih cepat 50 persen jika dibandingkan untuk konstruksi beton.
"Apabila menggunakan konstruksi beton butuh waktu 12 bulan, sementara dengan CMP hanya memerlukan waktu enam bulan," katanya.
Selain itu, juga lebih efisien dari sisi pembiayaan. Pelaksanaan konstruksi CMP juga tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan sehingga memberikan dampak yang relatif kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi.
Kelebihan lainnya memiliki nilai estetis sehingga dapat menjadi bagian lansekap dan bahkan bisa menjadi landmark suatu kawasan.
Konsumsi bahan alam dalam konstruksi CMP lebih rendah daripada konstruksi dengan teknologi beton sehingga dapat dikategorikan ramah lingkungan.
Pembangunan Fly Over Manahan sepanjang 600 meter dan lebar 9 meter dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII, Ditjen Bina Marga dengan biaya sebesar Rp 43,05 miliar.
FO Manahan akan memperlancar arus kendaraan dari Jalan Adi Sucipto dan Jalan MT. Haryono ke arah Jalan Dr. Moewardi dan sebaliknya.
Kontraktornya adalah PT Yasa Patria Perkasa dan PT. Virama Karya Kerjasama Operasi (KSO) sedangkan konsultan supervisi adalah PT. Anugerah Kridapradana dan PT Disiplen Consult (KSO).
Jembatan Tirtonadi
Selain membangun FO Manahan, Kementerian PUPR juga tengah membangun duplikasi Jembatan Tirtonadi sepanjang 55 meter di atas aliran Kali Pepe.
"Kami bangun duplikasi Jembatan Tirtonadi ke arah Purwodadi. Selama ini lalu lintas arah Solo-Purwodadi seringkali macet. Saat ini progresnya 39,49 persen dan ditargetkan Desember 2018 ini selesai," kata Basuki.
Total nilai kontrak pembangunan Jembatan Tirtonadi sebesar Rp40,03 miliar dan dikerjakan oleh PT. Bima Agung - PT. Sari Mas Indah Sejahtera, KSO.
Pada periode 2015-2017, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 356 buah jembatan di berbagai wilayah di Indonesia dengan total panjang 22.808 meter.
Untuk tahun ini, pembangunan jembatan sebanyak 174 buah dengan total panjang 13.639 meter.
Selain jembatan juga dibangun FO dan underpass, yang tujuan utamanya untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan.
Pada periode 2015-2017 telah dibangun 40 underpas atau flyover dengan total panjang 11.325 meter. Tahun ini akan dibangun 18 buah underpass atau flyover dengan total panjang 2.691 meter.
"Saya sudah cek ke lapangan, Kamis (19/7), fisik sudah 45 persen, targetnya selesai Oktober tahun ini," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dijelaskannya, proyek tersebut bertujuan mengatasi kemacetan akibat ada perlintasan sebidang jalur rel kereta Solo-Yogyakarta .
"Pembangunannya menggunakan teknologi yang sama dengan FO Antapani di Kota Bandung, Jawa Barat, yaitu Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP)," kata Menteri Basuki.
CMP merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang.
Kelebihannya yakni memiliki masa konstruksi yang lebih cepat 50 persen jika dibandingkan untuk konstruksi beton.
"Apabila menggunakan konstruksi beton butuh waktu 12 bulan, sementara dengan CMP hanya memerlukan waktu enam bulan," katanya.
Selain itu, juga lebih efisien dari sisi pembiayaan. Pelaksanaan konstruksi CMP juga tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan sehingga memberikan dampak yang relatif kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi.
Kelebihan lainnya memiliki nilai estetis sehingga dapat menjadi bagian lansekap dan bahkan bisa menjadi landmark suatu kawasan.
Konsumsi bahan alam dalam konstruksi CMP lebih rendah daripada konstruksi dengan teknologi beton sehingga dapat dikategorikan ramah lingkungan.
Pembangunan Fly Over Manahan sepanjang 600 meter dan lebar 9 meter dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII, Ditjen Bina Marga dengan biaya sebesar Rp 43,05 miliar.
FO Manahan akan memperlancar arus kendaraan dari Jalan Adi Sucipto dan Jalan MT. Haryono ke arah Jalan Dr. Moewardi dan sebaliknya.
Kontraktornya adalah PT Yasa Patria Perkasa dan PT. Virama Karya Kerjasama Operasi (KSO) sedangkan konsultan supervisi adalah PT. Anugerah Kridapradana dan PT Disiplen Consult (KSO).
Jembatan Tirtonadi
Selain membangun FO Manahan, Kementerian PUPR juga tengah membangun duplikasi Jembatan Tirtonadi sepanjang 55 meter di atas aliran Kali Pepe.
"Kami bangun duplikasi Jembatan Tirtonadi ke arah Purwodadi. Selama ini lalu lintas arah Solo-Purwodadi seringkali macet. Saat ini progresnya 39,49 persen dan ditargetkan Desember 2018 ini selesai," kata Basuki.
Total nilai kontrak pembangunan Jembatan Tirtonadi sebesar Rp40,03 miliar dan dikerjakan oleh PT. Bima Agung - PT. Sari Mas Indah Sejahtera, KSO.
Pada periode 2015-2017, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 356 buah jembatan di berbagai wilayah di Indonesia dengan total panjang 22.808 meter.
Untuk tahun ini, pembangunan jembatan sebanyak 174 buah dengan total panjang 13.639 meter.
Selain jembatan juga dibangun FO dan underpass, yang tujuan utamanya untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan.
Pada periode 2015-2017 telah dibangun 40 underpas atau flyover dengan total panjang 11.325 meter. Tahun ini akan dibangun 18 buah underpass atau flyover dengan total panjang 2.691 meter.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: