Gelombang selat Bali-Lombok 2,5-4m, kapal kecil diimbau tidak melaut
20 Juli 2018 07:15 WIB
Sejumlah kapal cepat terparkir di kawasan Pantai Sanur, Bali, Kamis (19/7/2018). Dirjen Perhubungan Laut dan Kesyahbandaran Kementerian Perhubungan menyampaikan himbauan agar Otoritas Pelabuhan Padang Bai, Karangasem dan Pantai Sanur menunda keberangkatan kapal berkecepatan tinggi (Fast Boat) karena gelombang laut yg tinggi sejak Rabu (18/7/2018) hingga Kamis (19/7/2018). (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
Denpasar (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini tentang gelombang laut tinggi di Selat Bali dan Selat Lombok yang diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter sampai Sabtu (21/7/2018).
"Masyarakat dan kapal-kapal terutama perahu nelayan dan kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Taufik Gunawan di Denpasar, Jumat.
BMKG menyebutkan adanya peningkatan kecepatan angin timuran hingga 37 kilometer per jam diperkirakan masih akan berlangsung hingga Sabtu (21/7) di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Dalam laman peringatan gelombang tinggi yakni maritim.bmkg.go.id, BMKG, masyarakat dan pelaku usaha perairan juga diimbau untuk memperhatikan risiko tinggi keselamatan pelayaran.
Khusus perahu nelayan, BMKG mengimbau mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan ketinggian gelombang di atas 1,25 meter.
Untuk kapal tongkang, BMKG mengimbau mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 1,5 meter.
Kapal feri diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 2,5 meter, sedangkan kapal ukuran besar, seperti kapal kargo atau kapal pesiar, mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot serta ketinggian gelombang lebih dari empat meter.
Nelayan di daerah barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, serta daerah lainnya diharapkan mempertimbangkan kondisi ketinggian gelombang sebelum melaut.
Baca juga: BMKG Serang keluarkan peringatan dini gelombang laut tinggi di Samudera Hindia
"Masyarakat dan kapal-kapal terutama perahu nelayan dan kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Taufik Gunawan di Denpasar, Jumat.
BMKG menyebutkan adanya peningkatan kecepatan angin timuran hingga 37 kilometer per jam diperkirakan masih akan berlangsung hingga Sabtu (21/7) di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Dalam laman peringatan gelombang tinggi yakni maritim.bmkg.go.id, BMKG, masyarakat dan pelaku usaha perairan juga diimbau untuk memperhatikan risiko tinggi keselamatan pelayaran.
Khusus perahu nelayan, BMKG mengimbau mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan ketinggian gelombang di atas 1,25 meter.
Untuk kapal tongkang, BMKG mengimbau mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 1,5 meter.
Kapal feri diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 2,5 meter, sedangkan kapal ukuran besar, seperti kapal kargo atau kapal pesiar, mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot serta ketinggian gelombang lebih dari empat meter.
Nelayan di daerah barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, serta daerah lainnya diharapkan mempertimbangkan kondisi ketinggian gelombang sebelum melaut.
Baca juga: BMKG Serang keluarkan peringatan dini gelombang laut tinggi di Samudera Hindia
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: