Cirebon (ANTARA News) - Anjloknya harga gula membuat petani tebu di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, enggan menanam kembali karena dari tahun ke tahun terus merugi.

"Kami masih bimbang, apakah masa tanam tahun 2019 bisa menanam tebu lagi atau tidak karena harga gula terus anjlok," kata seorang petani tebu asal Cirebon, Didi Junaidi, di Cirebon, Kamis.

Menurut Didi, harga gula saat ini terus membuat petani merugi dan jika ini terus terjadi, maka para petani pasti beralih dari menanam tebu.

Saat ini saja, kata Didi, yang pernah menjadi pengurus APTRI Jabar lahan tebu sudah berkurang cukup signifikan, dari tahun 2017 seluas 3.200 hektare lahan yang ditanami tebu, sekarang di tahun 2018 hanya 2.600 hektare.

"Ini menunjukkan petani tebu mulai beralih menanam yang lain, tidak lagi tertarik dengan tebu yang selalu merugikan," ujarnya.

Sementara itu petani lain, Mae Azhar, mengatakan ketika harga tebu terus anjlok dikhawatirkan tidak ada lagi yang mau menanam tebu dan ini bisa menjadi gejolak nantinya.

"Karena menanam tebu itu kan harus kolektif tidak bisa sendiri-sendiri, berbeda dengan menanam padi, cabai dan lainnya," kata Azhar.

Untuk itu dia sangat berharap pemerintah bisa berpihak kepada para petani, agar kelanjutan gula di Indonesia itu bisa terjamin, jangan sampai negara terus impor.

"Kalau kita impor gula rafinasi terus dan disebar ke pasar, maka pelan-pelan `membunuh` para petani dan ujung-ujungnya nanti kita sangat bergantung pada luar negeri," tuturnya.

Saat ini harga gula petani Rp9.400 per kilogramnya, dengan harga seperti itu sangat tidak sepadan dengan pengeluaran untuk tanamnya.

(KR-KHR/I007)