Russian Helicopters serahkan helikopter Mil Mi-17 yang diservis kepada Laos
18 Juli 2018 21:02 WIB
Salah satu helikopter Mil Mi-17 milik Angkatan Udara Laos yang diserahterimakan dari Russian Helicopters Holding Company kepada Angkatan Udara Laos. (Russian Helicopters Holding Company)
Jakarta (ANTARA News) - Russian Helicopters Holding Company (bagian dari Rostec State Corporation) memenuhi kontrak layanan purna jual kepada Kementerian Pertahanan Laos. Gabungan perusahaan helikopter dari Rusia ini mengirimkan empat helikopter Mil Mi-17 kepada Laos, yang diwujudkan dalam upacara resmi.
Helikopter yang menjalani perawatan-pemeliharaan oleh Russian Helicopters Holding Company itu dikerjakan sekelompok spesialis JSC 356 ARP, yang juga anak dari perusahaan penerbangan itu.
Menurut keterangan yang diperoleh di Jakarta, Rabu, upacara serah-terima itu telah dilakukan pada 12 Juli lalu di pangkalan udara Angkatan Udara Laos, di Vientiane. Deputi Menteri Pertahanan Laos, Phuong Vongphom, memeriksa helikopter Mil Mi-17 yang diserahterimakan setelah menjalani perawatan dan pemeliharaan itu.
Setelah itu, personel Angkatan Udara Laos menerbangkan Mil Mi-17 itu dan mendemonstrasikan kebolehan mereka di udara.
“Kami selalu siap menawarkan kondisi paling nyaman bagi pelanggan kami, baik untuk menyediakan lini produksi helikopter ataupun layanan purna jual. Menjawab keperluan Laos, kami menyediakan proposal pemeliharaan batch tipe helikopter Mil Mi-17 yang lain. Kami berharap keputusan ini akan dibuat pada waktu tidak lama lagi,” kata Direktur jenderal Russian Helicopters, Andrey Boginsky, dalam keterangan itu.
Pada akhir rangkaian upacara serah-terima itu, kedua pihak menggelar perundingan yang terkait dengan kemungkinan pengadaan helikopter baru dan kerja sama lebih lanjut pada aspek dukungan perawatan dan pemeliharaan.
Secara terpisah, Direktur Purna jual Russian Helicopter Holding Company, Sergey Gusev, menyatakan, “Asia Pasifik juga merupakan prioritas bagi kami untuk layanan purna jual. Terdapat 500 helikopter buatan Rusia dan era Uni Soviet di kawasan ini. Kami siap untuk menawarkan solusi terbaik untuk perawatan-pemeliharaan dan meningkatkan kinerja barisan helikopter mitra kami.”
Bidang prioritas lain yang bisa dikerjakan di Asia Pasifik, kata dia, adalah memberi pencerahan kepada pelanggan dan operator untuk tidak cuma mengejar sisi efisiensi biaya jika mereka ingin meningkatkan kinerja helikopter mereka, sehingga menyerahkan pekerjaan itu kepada pihak ketiga yang tidak tersertifikasi.
Guna menghindari produk tidak tersertifikasi, Russian Helicopter Holding Company juga terus mengenalkan tanda-tanda dan sistem identifikasi produk penerbangan mereka sejak tahap pembuatan di pabrik.
Produk ini akan secara otomatis terdaftar dalam sistem mereka untuk keperluan penjejakan pergerakan komponen dan suku cadang dalam jaringan pasokan produk dan operasionalnya.
Laos memiliki 20 helikopter sipil dan militer yang dipasok dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Russian Helicopter Holding Company. Sebagai tambahan lini produksi helikopter Mil Mi-8/17, Laos telah mengoperasikan helikopter multi fungsi Kamov Ka-32T.
Helikopter yang menjalani perawatan-pemeliharaan oleh Russian Helicopters Holding Company itu dikerjakan sekelompok spesialis JSC 356 ARP, yang juga anak dari perusahaan penerbangan itu.
Menurut keterangan yang diperoleh di Jakarta, Rabu, upacara serah-terima itu telah dilakukan pada 12 Juli lalu di pangkalan udara Angkatan Udara Laos, di Vientiane. Deputi Menteri Pertahanan Laos, Phuong Vongphom, memeriksa helikopter Mil Mi-17 yang diserahterimakan setelah menjalani perawatan dan pemeliharaan itu.
Setelah itu, personel Angkatan Udara Laos menerbangkan Mil Mi-17 itu dan mendemonstrasikan kebolehan mereka di udara.
“Kami selalu siap menawarkan kondisi paling nyaman bagi pelanggan kami, baik untuk menyediakan lini produksi helikopter ataupun layanan purna jual. Menjawab keperluan Laos, kami menyediakan proposal pemeliharaan batch tipe helikopter Mil Mi-17 yang lain. Kami berharap keputusan ini akan dibuat pada waktu tidak lama lagi,” kata Direktur jenderal Russian Helicopters, Andrey Boginsky, dalam keterangan itu.
Pada akhir rangkaian upacara serah-terima itu, kedua pihak menggelar perundingan yang terkait dengan kemungkinan pengadaan helikopter baru dan kerja sama lebih lanjut pada aspek dukungan perawatan dan pemeliharaan.
Secara terpisah, Direktur Purna jual Russian Helicopter Holding Company, Sergey Gusev, menyatakan, “Asia Pasifik juga merupakan prioritas bagi kami untuk layanan purna jual. Terdapat 500 helikopter buatan Rusia dan era Uni Soviet di kawasan ini. Kami siap untuk menawarkan solusi terbaik untuk perawatan-pemeliharaan dan meningkatkan kinerja barisan helikopter mitra kami.”
Bidang prioritas lain yang bisa dikerjakan di Asia Pasifik, kata dia, adalah memberi pencerahan kepada pelanggan dan operator untuk tidak cuma mengejar sisi efisiensi biaya jika mereka ingin meningkatkan kinerja helikopter mereka, sehingga menyerahkan pekerjaan itu kepada pihak ketiga yang tidak tersertifikasi.
Guna menghindari produk tidak tersertifikasi, Russian Helicopter Holding Company juga terus mengenalkan tanda-tanda dan sistem identifikasi produk penerbangan mereka sejak tahap pembuatan di pabrik.
Produk ini akan secara otomatis terdaftar dalam sistem mereka untuk keperluan penjejakan pergerakan komponen dan suku cadang dalam jaringan pasokan produk dan operasionalnya.
Laos memiliki 20 helikopter sipil dan militer yang dipasok dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Russian Helicopter Holding Company. Sebagai tambahan lini produksi helikopter Mil Mi-8/17, Laos telah mengoperasikan helikopter multi fungsi Kamov Ka-32T.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: