Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, kesepakatan awal atau head of agreement terkait pengelolaan PT Freeport Indonesia akan menguntungkan Indonesia pada masa mendatang.

Hal itu disampaikan Kalla saat menjawab pertanyaan calon perwira remaja TNI dan Kepolisian Indonesia, di Markas Besar TNI, di Cilangkap, Rabu. “Kita (pemerintah) ingin agar generasi muda, dengan mayoritas (saham) itu, terlibat dalam manajemen, terlibat dalam teknologi dan terlibat dalam operasional (Freeport)," kata Kalla.

"Selain itu, pemerintah ingin agar pendapatan negara dari PT Freeport Indonesia itu akan lebih banyak digunakan untuk kemajuan kita semua, khususnya kemajuan Papua itu sendiri,” kata Kalla, di Gedung Olah Raga Ahmad Yani Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu sore.

Kalla yang berlatar pengusaha nasional itu juga menjelaskan kepemilikan saham sebesar 51 persen dari pengelolaan tambang PT Freeport Indonesia dapat memberikan manfaat besar, antara lain alih teknologi, kemampuan manajemen, serta ketersediaan lapangan pekerjaan untuk masyarakat muda Indonesia.

"Jadi kita akan mendapat penghasilan lebih banyak, tentu akan terbuka lowongan pekerjaan yang lebih banyak lagi. Sehingga bagi generasi muda Indonesia, yang berkecimpung di dunia pertambangan, teknologi, dan sebagainya, itu akan terlibat lebih banyak," jelas Kalla.

Inalum, FCX, dan Rio Tinto telah melakukan penandatanganan Pokok-Pokok Perjanjian terkait penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia kepada Inalum. Kepemilikan Inalum di PT FI setelah penjualan saham dan hak itu menjadi sebesar 51 persen dari semula 9,36 persen.

Dalam perjanjian itu, Inalum akan mengeluarkan dana sebesar 3,85 miliar dolar Amerika Serikat untuk membeli hak partisipasi dari Rio Tinto di PT FI dan 100 persen saham FCX (Freeport McMoran) di PT Indocopper Investama, yang memiliki 9,36 persen saham di PT FI. Para pihak akan menyelesaikan perjanjian jual beli ini sebelum akhir 2018.