Bogor, Jabar (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo membuka Sidang Kabinet Paripurna membahas RAPBN Tahun Anggaran 2019 dengan meminta kabinet untuk menyiapkan strategi menghadapi ketidakpastian perekonomian global.
"Saya meyakini dibanding negara-negara lain, daya tahan ekonomi kita masih lebih baik dan untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian global ini kuncinya sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, yang diorkestrasi dengan baik sehingga menjadi harmonis," kata Presiden saat membuka sidang yang diselenggarakan di Istana Kepresidenan Bogor, pada Rabu.
Dalam sidang tersebut, Presiden menjelaskan ketidakpastian perekonomian global dipicu kebijakan normalisasi moneter Amerika Serikat dan potensi perang dagang antara negeri Paman Sam dengan Tiongkok.
Kepala Negara meminta pemerintah menyiapkan langkah untuk memperkuat ekonomi seperti memberikan insentif untuk investasi, insentif pemacu ekspor produk dan memperkuat sektor pariwisata untuk menghasilkan devisa.
Dia juga meminta kementerian dan lembaga untuk menyelesaikan program yang direncanakan selesai pada 2018.
"Pastikan pelaksanaan proyek strategis segera dieksekusi tepat waktu dan tetap menjaga governance tepat sasaran dan dampak itu bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat," tegas Jokowi.
Hal itu berguna untuk memperkuat daya saing produk Indonesia dan mendorong investasi serta nilai ekspor Tanah Air.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia pun ditekankan Presiden untuk dapat ditingkatkan untuk mendorong produktivitas.
Presiden buka Sidang Kabinet Paripurna bahas RAPBN 2019
18 Juli 2018 15:45 WIB
Presiden Joko Widodo membuka Sidang Kabinet Paripurna membahas RAPBN 2019 di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (18/7/2018). (ANTARA/Agus Salim)
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: