Kemenperin akselerasi kesepakatan Indonesia-Australia CEPA
17 Juli 2018 17:28 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan Inspiring Lecture tentang menghadapi tantangan Industri 4.0 kepada 280 CPNS Tahun 2018 di Kementerian Perindustrian Jakarta, Senin. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berupaya mengakselerasi penyelesaian perundingan perdagangan bebas dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Kerja sama bilateral yang komprehensif tentu akan mendongkrak ekspor produk RI ke Australia,” kata Airlangga melalui keterangannya di Jakarta, Selasa.
Saat ini, Kementerian Perindustrian sedang menggenjot ekspor RI ke Australia melalui produk industri manufaktur berupa tekstil, pakaian, dan alas kaki.
“Jadi, kami minta bea masuk produk tersebut bisa diturunkan, karena sekarang dikenakan tarif sebesar 10-17 persen. Kalau bisa dihapuskan atau menjadi 0 persen,” paparnya.
Airlangga menyampaikan, pihaknya juga masih berkeinginan untuk meningkatkan ekspor RI ke Asutralia berupa kendaraan dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) baik itu mesin yang menggunakan bahan bakar maupun elektrik. “Karena industri otomotif di sana tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia ingin IA-CEPA lebih dulu dicapai ketimbang AANFTA
Terkait mobil listrik tersebut, Australia masih meminta agar produk yang masuk ke negaranya adalah kendaraan dengan komponen lokal yang berasal dari kawasan Asean mencapai 40 persen, sementara Indonesia mengusulkan sekitar 20-30 persen. “Nah, itu yang masih dinegosiasikan,” ucap Menperin.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan menyatakan, peluang ekspor kendaraan Indonesia ke pasar Australia cukup besar.
Terlebih, sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0, industri otomotif merupakan salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan menjadi percontohan pada tahap awal untuk implementasi industri 4.0 di Tanah Air.
“Di dalam roadmap tersebut, pemerintah akan memacu industri otomotif nasional agar mampu menjadi champion untuk ekspor kendaraan ICE (internal combustion engine/mesin pembakaran dalam) dan EV (electric vehicle/kendaraan listrik),” jelasnya.
Baca juga: Indonesia-Australia berupaya rampungkan "IA-CEPA"
Baca juga: Perundingan kemitraan strategis Indonesia-Australia masuki tahap finalisasi
“Kerja sama bilateral yang komprehensif tentu akan mendongkrak ekspor produk RI ke Australia,” kata Airlangga melalui keterangannya di Jakarta, Selasa.
Saat ini, Kementerian Perindustrian sedang menggenjot ekspor RI ke Australia melalui produk industri manufaktur berupa tekstil, pakaian, dan alas kaki.
“Jadi, kami minta bea masuk produk tersebut bisa diturunkan, karena sekarang dikenakan tarif sebesar 10-17 persen. Kalau bisa dihapuskan atau menjadi 0 persen,” paparnya.
Airlangga menyampaikan, pihaknya juga masih berkeinginan untuk meningkatkan ekspor RI ke Asutralia berupa kendaraan dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) baik itu mesin yang menggunakan bahan bakar maupun elektrik. “Karena industri otomotif di sana tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia ingin IA-CEPA lebih dulu dicapai ketimbang AANFTA
Terkait mobil listrik tersebut, Australia masih meminta agar produk yang masuk ke negaranya adalah kendaraan dengan komponen lokal yang berasal dari kawasan Asean mencapai 40 persen, sementara Indonesia mengusulkan sekitar 20-30 persen. “Nah, itu yang masih dinegosiasikan,” ucap Menperin.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan menyatakan, peluang ekspor kendaraan Indonesia ke pasar Australia cukup besar.
Terlebih, sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0, industri otomotif merupakan salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan menjadi percontohan pada tahap awal untuk implementasi industri 4.0 di Tanah Air.
“Di dalam roadmap tersebut, pemerintah akan memacu industri otomotif nasional agar mampu menjadi champion untuk ekspor kendaraan ICE (internal combustion engine/mesin pembakaran dalam) dan EV (electric vehicle/kendaraan listrik),” jelasnya.
Baca juga: Indonesia-Australia berupaya rampungkan "IA-CEPA"
Baca juga: Perundingan kemitraan strategis Indonesia-Australia masuki tahap finalisasi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: