Kopi Arabika Gayo turun harga
17 Juli 2018 07:14 WIB
Sejumlah pekerja menyortir biji kopi gayo di salah satu sentra produksi biji kopi Desa Umang, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, Aceh, Rabu (21/2/2018). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Takengon, Aceh, (ANTARA News) - Harga kopi Arabica asal Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah atau Gayo mengalami penurunan sejak tiga bulan terakhir setelah pada awal tahun menembus harga tertinggi di pasar global.
Pelaku kopi di Takengon, Aceh Tengah, Win Ruhdi Bathin kepada wartawan Selasa mengatakan, harga kopi Arabica Gayo jenis green bean asalan saat ini turun menjadi Rp70 ribu dari harga tertinggi sebelumnya Rp80 ribu/Kg.
"Untuk gelondong sekarang turun diharga Rp12.500/bambu, sebelumnya Rp16 ribu/bambu. Satu bambu itu sama dengan 1,2 Kg," tutur Win Ruhdi.
Namun walaupun mengalami penurunan, kata Win Ruhdi, harga kopi saat ini dinilai masih relatif tinggi dibanding harga pada tahun lalu, sebelum komoditi unggulan tersebut menembus harga tertinggi di awal tahun 2018.
"Di awal tahun adalah sejarah kenaikan harga kopi paling signifikan sejak 10 tahun terakhir. Itu harga yang menyenangkan bagi petani," kata Win.
Win Ruhdi mengatakan saat menyentuh harga tertinggi pada awal tahun 2018, Arabica Gayo untuk katagori spesialty bahkan menembus harga Rp95 ribu/Kg.
Sementara pasar ekspor kopi Gayo, kata Win, biasanya hanya dibedakan dalam dua katagori yakni green bean great satu dan katagori kopi spesialty.
Sedangkan untuk jenis green bean asalan yang kualitasnya di bawah great satu biasanya dibeli para eksportir dari para petani untuk kemudian disortir kembali menjadi great satu siap ekspor.
Di sisi lain, kata Win Ruhdi, kopi Arabica Gayo saat ini secara keseluruhan belum memasuki masa panen.
"Masa panen diperkirakan mulai September nanti," tutur Win.
Baca juga: Aroma kopi Gayo semerbak di Festival Kopi Helsinki
Pelaku kopi di Takengon, Aceh Tengah, Win Ruhdi Bathin kepada wartawan Selasa mengatakan, harga kopi Arabica Gayo jenis green bean asalan saat ini turun menjadi Rp70 ribu dari harga tertinggi sebelumnya Rp80 ribu/Kg.
"Untuk gelondong sekarang turun diharga Rp12.500/bambu, sebelumnya Rp16 ribu/bambu. Satu bambu itu sama dengan 1,2 Kg," tutur Win Ruhdi.
Namun walaupun mengalami penurunan, kata Win Ruhdi, harga kopi saat ini dinilai masih relatif tinggi dibanding harga pada tahun lalu, sebelum komoditi unggulan tersebut menembus harga tertinggi di awal tahun 2018.
"Di awal tahun adalah sejarah kenaikan harga kopi paling signifikan sejak 10 tahun terakhir. Itu harga yang menyenangkan bagi petani," kata Win.
Win Ruhdi mengatakan saat menyentuh harga tertinggi pada awal tahun 2018, Arabica Gayo untuk katagori spesialty bahkan menembus harga Rp95 ribu/Kg.
Sementara pasar ekspor kopi Gayo, kata Win, biasanya hanya dibedakan dalam dua katagori yakni green bean great satu dan katagori kopi spesialty.
Sedangkan untuk jenis green bean asalan yang kualitasnya di bawah great satu biasanya dibeli para eksportir dari para petani untuk kemudian disortir kembali menjadi great satu siap ekspor.
Di sisi lain, kata Win Ruhdi, kopi Arabica Gayo saat ini secara keseluruhan belum memasuki masa panen.
"Masa panen diperkirakan mulai September nanti," tutur Win.
Baca juga: Aroma kopi Gayo semerbak di Festival Kopi Helsinki
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: