Trump-Putin duduk bersama di Helsinki
16 Juli 2018 20:34 WIB
Dokumentasi pertemuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berjabat tangan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pertemuan bilateral mereka di KTT G20 di Hamburg, Jerman, 7 Juli 2017. (REUTERS/Carlos Barria)
Helsinki, Finlandia (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, duduk bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pertemuan puncak mereka yang telah lama ditunggu di Helsinki, Finlandia, pada Senin, dengan mengatakan menginginkan hubungan baik dengan Rusia.
Sebelumnya, Trump menyalahkan Washington atas "kedunguan dan kebodohan" masa lalu atas hubungan bermusuhan kedua negara itu.
"Saya sudah mengatakan dan saya yakin Anda sudah mendengarnya bertahun-tahun bahwa bergaul dengan Rusia adalah hal baik, tidak buruk," kata Trump, duduk di sebelah Putin pada awal pembicaraan di istana presiden berhias di negara netral Finlandia.
Trump mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Putin, sebelum media diantar keluar. Kedua pria itu dijadwalkan bertemu secara pribadi, terpisah dari penerjemah sebelum makan siang kerja dengan pembantunya. Trump menyatakan mereka akan berbicara tentang berbagai hal, daftar perdagangan, ketentaraan, senjata nuklir, dan China.
Tapi, setidaknya dalam sambutan terbukanya pada awal, ia menyebutkan tidak ada masalah yang akhir-akhir ini membuat hubungan Amerika Serikat-Rusia ke titik terendah sejak Perang Dingin.
Masalah itu ialah pencaplokan wilayah Ukraina Moskow, dukungan Rusia bagi Presiden Suriah, Bashar al-Assad, serta tuduhan Barat, Moskow meracuni mata-mata di Inggris dan ikut campur dalam pemilihan umum Amerika Serikat.
Sebaliknya, Trump menyelamatkan kecaman warganya untuk negaranya, dengan menulis di Twitter sebelum pertemuan puncak itu, "Hubungan kami dengan Rusia TIDAK PERNAH lebih buruk berkat bertahun-tahun kebodohan dan kedunguan Amerika Serikat dan sekarang, Pemburuan Penyihir Terkekang!"
Kementerian luar negeri Rusia "menyukai" cuitan itu.
Kremlin mengesampingkan harapan. Sebelum pertemuan puncak itu, Rusia menyatakan memperkirakan tidak banyak dari pertemuan itu, tapi berharap itu akan menjadi "langkah pertama" menyelesaikan persoalan dalam hubungan mereka.
"Presiden Trump dan Putin saling menghargai dan mereka berhubungan dengan baik," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, "Tidak ada agenda jelas. Itu akan ditentukan kepala negara tersebut saat mereka bertemu."
Sementara Trump berada di luar negeri sejak pekan lalu, jaksa khusus, yang menyelidiki tuduhan bahwa Rusia ikut campur membantunya menang dalam pemilihan presiden pada 2016, pada Jumat mendakwa 12 orang Rusia dengan tuduhan mencuri dokumen Partai Demokrat.
Penentang dan penasihat Trump mendesak presiden asal partai Republiken itu menggunakan temu puncak tersebut untuk menekan keras Putin tentang kegiatan "memfitnah".
Sebelumnya, Trump menyalahkan Washington atas "kedunguan dan kebodohan" masa lalu atas hubungan bermusuhan kedua negara itu.
"Saya sudah mengatakan dan saya yakin Anda sudah mendengarnya bertahun-tahun bahwa bergaul dengan Rusia adalah hal baik, tidak buruk," kata Trump, duduk di sebelah Putin pada awal pembicaraan di istana presiden berhias di negara netral Finlandia.
Trump mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Putin, sebelum media diantar keluar. Kedua pria itu dijadwalkan bertemu secara pribadi, terpisah dari penerjemah sebelum makan siang kerja dengan pembantunya. Trump menyatakan mereka akan berbicara tentang berbagai hal, daftar perdagangan, ketentaraan, senjata nuklir, dan China.
Tapi, setidaknya dalam sambutan terbukanya pada awal, ia menyebutkan tidak ada masalah yang akhir-akhir ini membuat hubungan Amerika Serikat-Rusia ke titik terendah sejak Perang Dingin.
Masalah itu ialah pencaplokan wilayah Ukraina Moskow, dukungan Rusia bagi Presiden Suriah, Bashar al-Assad, serta tuduhan Barat, Moskow meracuni mata-mata di Inggris dan ikut campur dalam pemilihan umum Amerika Serikat.
Sebaliknya, Trump menyelamatkan kecaman warganya untuk negaranya, dengan menulis di Twitter sebelum pertemuan puncak itu, "Hubungan kami dengan Rusia TIDAK PERNAH lebih buruk berkat bertahun-tahun kebodohan dan kedunguan Amerika Serikat dan sekarang, Pemburuan Penyihir Terkekang!"
Kementerian luar negeri Rusia "menyukai" cuitan itu.
Kremlin mengesampingkan harapan. Sebelum pertemuan puncak itu, Rusia menyatakan memperkirakan tidak banyak dari pertemuan itu, tapi berharap itu akan menjadi "langkah pertama" menyelesaikan persoalan dalam hubungan mereka.
"Presiden Trump dan Putin saling menghargai dan mereka berhubungan dengan baik," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, "Tidak ada agenda jelas. Itu akan ditentukan kepala negara tersebut saat mereka bertemu."
Sementara Trump berada di luar negeri sejak pekan lalu, jaksa khusus, yang menyelidiki tuduhan bahwa Rusia ikut campur membantunya menang dalam pemilihan presiden pada 2016, pada Jumat mendakwa 12 orang Rusia dengan tuduhan mencuri dokumen Partai Demokrat.
Penentang dan penasihat Trump mendesak presiden asal partai Republiken itu menggunakan temu puncak tersebut untuk menekan keras Putin tentang kegiatan "memfitnah".
Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: