Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase jumlah penduduk miskin di kawasan timur Indonesia pada Maret 2018 masih lebih dominan dibandingkan di kawasan barat.

"Sebagian besar menurun, namun PR besar di Indonesia bagian timur, karena persentase penduduk miskin di timur jauh lebih banyak dibanding barat," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta.

Berdasarkan persentase, jumlah penduduk miskin terbesar berada di Maluku dan Papua mencapai 21,20 persen, Bali dan Nusa Tenggara 14,02 persen dan Sulawesi 10,64 persen.

Meski demikian, dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Jawa yaitu 13,34 juta orang, Sumatera 5,97 juta orang dan Sulawesi 2,06 juta orang.

Suhariyanto mengharapkan berbagai pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan pemerintah di kawasan timur Indonesia bisa makin menekan pertumbuhan penduduk miskin.

"Oleh karena itu, pembangunan di Indonesia timur diharapkan bisa berimbas positif terhadap pengurangan kemiskinan," katanya.

Sebelumnya, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2018 mencapai 25,95 juta orang atau 9,82 persen, atau lebih baik dari periode sama 2017 sebesar 27,77 juta orang atau 10,64 persen.

Nilai persentase yang mencapai 9,82 persen ini merupakan pertama kalinya angka kemiskinan mencapai single digit sejak 1999.

Sementara itu, sejak Maret 2010 hingga September 2017, angka rata-rata tingkat kemiskinan tercatat pada kisaran 10 persen-13 persen.

Secara umum, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan sejak 2002, kecuali pada periode Maret 2006, September 2013 dan Maret 2015, yang dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok karena adanya kenaikan harga BBM.

Baca juga: BPS: jumlah penduduk miskin turun menjadi 25,95 juta