Peluang Muhaimin dampingi Jokowi lebih besar
15 Juli 2018 15:38 WIB
Foto dokumen: Direktur Eksekutif Median Rico Marbun memberikan penjelasan kepada wartawan mengenai temuan hasil survei Migrasi Pemilih yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) di Jakarta. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari lembaga survei Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai peluang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mendampingi Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden 2019 lebih besar dibanding tokoh partai politik lainnya.
"Elektabilitas Cak Imin di atas Puan Maharani, Surya Paloh, Wiranto, dan Romahurmuziy," kata Rico di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, Muhaimin mempunyai modal kuat untuk mendampingi Jokowi. Statusnya sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) menjadi "senjata" untuk mendulang suara pemilih.
"NU secara kuantitas memang diperlukan untuk menambah kekuatan elektoral," ujar mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia itu.
Muhaimin, lanjut Rico, juga dikenal publik sebagai tokoh yang mengedepankan Islam moderat, modal yang menguntungkan untuk memaksimalkan suara dari pemilih Islam.
Baca juga: Cak Imin resmikan posko "Cinta" di Bali
"Islam moderat secara ideologi memang diperlukan untuk masuk dalam gelombang Islam politik," kata Rico.
Menurut Rico saat ini memang terjadi persaingan di antara tokoh parpol anggota koalisi untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi.
"Maka tak heran ada partai-partai yang sibuk berusaha menggeser posisi politikus berjuluk Panglima Santri itu," katanya.
Presiden Jokowi saat meninjau persiapan Asian Games 2018 di Jakabaring Sport Center, Palembang, Sabtu (14/7), menyebut Muhaimin Iskandar sebagai salah satu kandidat cawapres yang ada di kantongnya.
Baca juga: Soal calon wakil presiden, Jokowi sampaikan sendiri ke Jusuf Kalla
"Elektabilitas Cak Imin di atas Puan Maharani, Surya Paloh, Wiranto, dan Romahurmuziy," kata Rico di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, Muhaimin mempunyai modal kuat untuk mendampingi Jokowi. Statusnya sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) menjadi "senjata" untuk mendulang suara pemilih.
"NU secara kuantitas memang diperlukan untuk menambah kekuatan elektoral," ujar mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia itu.
Muhaimin, lanjut Rico, juga dikenal publik sebagai tokoh yang mengedepankan Islam moderat, modal yang menguntungkan untuk memaksimalkan suara dari pemilih Islam.
Baca juga: Cak Imin resmikan posko "Cinta" di Bali
"Islam moderat secara ideologi memang diperlukan untuk masuk dalam gelombang Islam politik," kata Rico.
Menurut Rico saat ini memang terjadi persaingan di antara tokoh parpol anggota koalisi untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi.
"Maka tak heran ada partai-partai yang sibuk berusaha menggeser posisi politikus berjuluk Panglima Santri itu," katanya.
Presiden Jokowi saat meninjau persiapan Asian Games 2018 di Jakabaring Sport Center, Palembang, Sabtu (14/7), menyebut Muhaimin Iskandar sebagai salah satu kandidat cawapres yang ada di kantongnya.
Baca juga: Soal calon wakil presiden, Jokowi sampaikan sendiri ke Jusuf Kalla
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: