DKI bidik emas sepak bola putra PON 2020
13 Juli 2018 16:27 WIB
Anggota Redaksi Olahraga Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara dan Pengurus Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta periode 2018-2022 berfoto bersama usai pertemuan kedua pihak di Redaksi LKBN Antara, Wisma Antara, Jakarta, Jumat (13/7). LKBN Antara dan Asprov PSSI DKI Jakarta sepakat bekerja sama untuk memajukan sepak bola nasional. (ANTARA/Michael Siahaan)
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Asprov PSSI) wilayah DKI Jakarta membidik medali emas untuk cabang olahraga sepak bola putra Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 tahun 2020 di Papua dan Papua Barat.
"Kami harus juara meski di sana akan bersaing dengan tim-tim kuat," ujar Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya ketika berkunjung ke Redaksi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Wisma Antara, Jakarta, Jumat.
DKI memang sudah sangat lama tidak merasakan medali emas sepak bola PON. Terakhir, mereka merebutnya di PON IX pada tahun 1977.
Total, DKI baru menggenggam emas sepak bola PON dua kali, termasuk pada PON VIII tahun 1973.
Baca juga: PSSI DKI Jakarta fokus pembinaan usia muda
Baca juga: Papua setujui tujuh cabang olahraga tambahan PON 2020
Baca juga: Lokasi PON 2020 dipindah jika Papua tidak siap
Sebagai langkah mempersiapkan tim, Asprov PSSI DKI Jakarta akan memantau pemain berusia maksimal 23 tahun di beberapa turnamen seperti Liga 3, yang dimulai 20 Juli 2018 dan Piala Soeratin tingkat provinsi.
Para pesepak bola yang diincar khususnya yang berusia 19-23 tahun.
"Namun seleksi khusus PON baru akan diadakan saat Porda DKI Jakarta, pada akhir 2018 atau awal 2019. Kalau ada pemain yang menonjol, akan kami panggil," tutur Uden.
Sebelum itu semua, DKI juga harus berjuang untuk lolos PON 2020 lewat prakualifikasi yang digelar pada 2019.
"Prakualifikasi itu sangat menentukan," kata Uden.
Baca juga: Hanggar Lanud Biak disiapkan jadi arena PON Papua
Baca juga: Biak perlu 4.077 tempat tidur atlet PON 2020
Baca juga: Atlet bingung hadapi PON 2020 tanpa persiapan
"Kami harus juara meski di sana akan bersaing dengan tim-tim kuat," ujar Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya ketika berkunjung ke Redaksi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Wisma Antara, Jakarta, Jumat.
DKI memang sudah sangat lama tidak merasakan medali emas sepak bola PON. Terakhir, mereka merebutnya di PON IX pada tahun 1977.
Total, DKI baru menggenggam emas sepak bola PON dua kali, termasuk pada PON VIII tahun 1973.
Baca juga: PSSI DKI Jakarta fokus pembinaan usia muda
Baca juga: Papua setujui tujuh cabang olahraga tambahan PON 2020
Baca juga: Lokasi PON 2020 dipindah jika Papua tidak siap
Sebagai langkah mempersiapkan tim, Asprov PSSI DKI Jakarta akan memantau pemain berusia maksimal 23 tahun di beberapa turnamen seperti Liga 3, yang dimulai 20 Juli 2018 dan Piala Soeratin tingkat provinsi.
Para pesepak bola yang diincar khususnya yang berusia 19-23 tahun.
"Namun seleksi khusus PON baru akan diadakan saat Porda DKI Jakarta, pada akhir 2018 atau awal 2019. Kalau ada pemain yang menonjol, akan kami panggil," tutur Uden.
Sebelum itu semua, DKI juga harus berjuang untuk lolos PON 2020 lewat prakualifikasi yang digelar pada 2019.
"Prakualifikasi itu sangat menentukan," kata Uden.
Baca juga: Hanggar Lanud Biak disiapkan jadi arena PON Papua
Baca juga: Biak perlu 4.077 tempat tidur atlet PON 2020
Baca juga: Atlet bingung hadapi PON 2020 tanpa persiapan
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: