Waykanan (ANTARA News) - Dinas Perkebunan Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, sedang mengembangkan kopi robusta dengan membuka kebun percontohan (demplot) seluas 30 hektare yang berlokasi di tiga kecamatan.

"Kami sedang kembangkan kopi robusta di tiga kecamatan. Kami juga melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada petani tentang cara bertanam kopi yang baik," kata Kepala Dinas Perkebunan Waykanan Bani Aras usai meninjau lokasi demplot kopi di Kecamatan Banjit, Jumat.

Ia menjelaskan, pihaknya sengaja memilih tiga kecamatan sebagai kebun demplot, yakni Kecamatan Banjit, Rebang Tangkas dan Kasui, karena lokasi tanaman kopi di tiga daerah itu masih tersedia dan cukup luas.

Di masing-masing kecamatan telah disiapkan lahan seluas 10 hektare untuk dijadikan kebun percontohan.

Bani mengakui sekalipun Kabupaten Waykanan juga menghasilkan kopi, namun masih kalah bersaing dengan kabupaten lain di Lampung seperti Lampung Barat, Pesisir Barat dan Tanggamus.

Dengan adanya demplot atau kebun percontohan ini, diharapkan ke depan Waykanan dapat bersaing dengan tiga kabupaten tersebut sebagai penghasil kopi.

"Kita juga ingin bersaing sebagai penghasil kopi, baik di tingkat provinsi maupun nasional, karena kopi masih menjadi minuman favorit di dunia," katanya.

Bani menjelaskan, dalam program demplot kopi ini, petani hanya menyiapkan lahan sepuluh hektare, sedang pengelolaan dan perawatan akan dilaksanakan oleh Pemkab Waykanan melalui Dinas Perkebunan.

Jika pengembangan kopi di tiga kecamatan ini berhasil, kata dia, tim percepatan pengembangan kopi akan meneruskan pekerjaannya untuk dapat meningkatkan produksi kopi di kecamatan lainnya.

Walaupun sudah ada lahan kopinya, tapi harus lebih ditingkatkan pembinaannya agar hasilnya dapat lebih maksimal.

"Dengan adanya pengembangan budi daya kopi ini, Waykanan bisa meningkatkan produksi kopi dan bisa bersaing dengan kabupaten lain penghasil kopi di Provinsi Lampung," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Waykanaan Edward Antony mengatakan, pengembangan kopi ini dilakukan agar ada percontohan kebun masyarakat dengan hasil yang lebih memuaskan.

Pengembangan kopi melalui demplot di tiga kecamatan ini bisa menjadi bahan pembelajaran dan acuan untuk pengembangan kebun-kebun percontohan lainnya di Kabupaten Waykanan.

"Jika berhasil, kebun perncontohan ini akan dilanjutlan ke kecamatan lainnya, diharapkan dalam beberapa tahun ke depan bisa maksimal hasilnya," ujarnya.

Edward mengingatkan tim percepatan pengembangan kopi robusta untuk lebih sering turun ke lapangan agar diperoleh hasil pengembangan kopi yang maksimal.

(E003*EM)

Baca juga: AEKI: Panen kopi Lampung turun 50%