Harga emas naik tipis
13 Juli 2018 05:56 WIB
Ilustrasi - Petugas menunjukkan logam mulia emas 24K 100gram di BNI Syariah Pusat, Jakarta (16/12/2013). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor beralih ke pembelian "safe-haven" di tengah friksi perdagangan terbaru antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus, naik 2,2 dolar AS atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 1.246,6 dolar AS per ounce.
Para investor sangat khawatir tentang dampak dari gesekan perdagangan antara dua negara ekonomi terkemuka di dunia tersebut, karena Perwakilan Perdagangan AS mengatakan pada Selasa (10/7) bahwa Washington sedang mempersiapkan untuk menerapkan tarif 10 persen pada 200 miliar dolar AS barang-barang lainnya yang diimpor dari Tiongkok.
Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif 25 persen pada 34 miliar dolar AS barang-barang yang diimpor dari Tiongkok.
Para analis mencatat bahwa di tengah ketidakpastian aset-aset "safe haven" seperti logam mulia menjadi lebih menarik bagi para investor, sehingga memberikan dukungan terhadap emas selama sesi perdagangan.
Namun demikian, kenaikan emas tertahan oleh penguatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,11 persen menjadi 94,823 di akhir perdagangan.
Dalam perdagangan hari sebelumnya, emas turun selama dua hari berturut-turut, karena dolar AS yang terus menguat memberikan tekanan terhadap logam mulia.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September bertambah 16,6 sen AS atau 1,01 persen, menjadi menetap di 15,977 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober naik 11,4 dolar AS atau 1,37 persen, menjadi ditutup pada 846,4 dolar AS per ounce.
(UU.A026/B/A026/A026)
Baca juga: Emas turun lagi karena dolar AS terus menguat
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus, naik 2,2 dolar AS atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 1.246,6 dolar AS per ounce.
Para investor sangat khawatir tentang dampak dari gesekan perdagangan antara dua negara ekonomi terkemuka di dunia tersebut, karena Perwakilan Perdagangan AS mengatakan pada Selasa (10/7) bahwa Washington sedang mempersiapkan untuk menerapkan tarif 10 persen pada 200 miliar dolar AS barang-barang lainnya yang diimpor dari Tiongkok.
Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif 25 persen pada 34 miliar dolar AS barang-barang yang diimpor dari Tiongkok.
Para analis mencatat bahwa di tengah ketidakpastian aset-aset "safe haven" seperti logam mulia menjadi lebih menarik bagi para investor, sehingga memberikan dukungan terhadap emas selama sesi perdagangan.
Namun demikian, kenaikan emas tertahan oleh penguatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,11 persen menjadi 94,823 di akhir perdagangan.
Dalam perdagangan hari sebelumnya, emas turun selama dua hari berturut-turut, karena dolar AS yang terus menguat memberikan tekanan terhadap logam mulia.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September bertambah 16,6 sen AS atau 1,01 persen, menjadi menetap di 15,977 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober naik 11,4 dolar AS atau 1,37 persen, menjadi ditutup pada 846,4 dolar AS per ounce.
(UU.A026/B/A026/A026)
Baca juga: Emas turun lagi karena dolar AS terus menguat
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018
Tags: