Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Kamis sore, ditutup melemah sebesar 5 poin menjadi Rp14.390 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.385 per dolar AS.

Analis pasar uang Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Kamis, mengatakan pelemahan Rupiah masih dipengaruhi kondisi eksternal seperti hari-hari sebelumnya.

"Faktor eksternal masih kuat. Dolar kembali menguat merespon data indeks harga produsen yang lebih tinggi dari ekspektasi," ujar Putu.

Sebelumnya, imbas terapresiasinya Dolar AS sendiri sebelumnya masih dirasakan Rupiah dimana masih cenderung melemah.

Sentimen dari dalam negeri berupa disetujuinya sejumlah asumsi dasar makro RAPBN 2019 tampaknya belum menjadi sentimen yang dapat mengimbangi penguatan Dolar AS. Akibatnya Rupiah masih terdepresiasi.

Sejumlah asumsi RAPBN 2019 antara lain pertumbuhan ekonomi 5,2-5,5 persen, laju inflasi 2,5-4,5 persen, dan nilai tukar Rupiah di kisaran Rp13.700-14.000 per dolar AS.

Di sisi lain, terapresiasinya Dolar AS seiring dengan pelemahan Yuan dan Dolar Australia setelah pemerintahan Trump mengancam 10 persen tarif impor Tiongkok senilai 200 miliar dolar ASdalam konflik perdagangan yang meningkat.

Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) sendiri pada Kamis, tercatat nilai tukar Rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.435 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.391 per dolar AS.

Berbeda dengan Rupiah, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 14,51 poin atau 0,25 persen menjadi 5.907,87.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 0,36 poin (0,04 persen) menjadi 930,34.

Baca juga: Rupiah Rabu sore melemah ke Rp14.385

Baca juga: Rupiah melemah menjadi Rp14.441 per dolar AS