Smart Grid, solusi dari Huawei untuk optimalisasi energi listrik
12 Juli 2018 16:31 WIB
Teknologi optimalisasi penggunaan energi listrik milik Huawei, Smart Grid. Smart Grid adalah suatu konsep tata kelola energi listrik berbasis teknologi, informasi dan komunikasi yang menyeluruh atau end to end, mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi hingga pelanggan. Teknologi ini dipamerkan di kantor Huawei Indonesia, di Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Jakarta (ANTARA News) - Dalam mendukung transformasi digital di Indonesia, Huawei menghadirkan teknologi untuk optimalisasi energi listrik yaitu Smart Grid.
Smart Grid adalah suatu konsep tata kelola energi listrik berbasis teknologi, informasi dan komunikasi yang menyeluruh atau end to end, mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi hingga pelanggan.
"Dengan teknologi ini penyedia layanan akan lebih cepat dalam menjawab tantangan pelanggan," ujar Herry Kurniawan, Senior Solutions Manager Huawei Indonesia, dalam temu media di kantor Huawei Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Dengan teknologi ini, pelanggan akan mempunyai komunikasi dua arah dengan penyedia layanan. Jika sebelumnya meteran listrik hanya digunakan untuk mengetahui jumlah pemakaian listrik, kini dengan teknologi tersebut dapat mengoptimalkan pola pemakaian listrik.
Misalnya, untuk menambah daya, pelanggan tidak perlu lagi pergi ke kantor penyedia layanan dan menunggu orang datang untuk memasang alat. Dengan teknologi tersebut, penambahan daya dapat dilakukan langsung dari "meteran cerdas" yang dinamai Single Phase Meter yang terkoneksi dengan perangkat mobile pelanggan.
Penggunaan teknologi ini tidak hanya dapat diimplementasikan untuk pelanggan Rumah Tangga, tetapi juga pelanggan industri melalui alat yang dinamai Three Phase Meter.
Untuk distribusi, Smart Grid juga memiliki DCU (Data Collecting Unit) untuk dipasang di gardu listrik.
Teknologi Smart Grid saat ini telah digunakan di negara asal Huawei, China, oleh penyedia layanan baik di South maupun di North China. Teknologi tersebut juga telah digunakan di beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Namun, teknologi tersebut nampaknya belum sepenuhnya digunakan di Indonesia.
"Sudah ada awareness itu, tapi skala nasional bukan hal yang mudah. PLN sendiri sudah ada roadmapnya karena ini tidak sederhana, masih ada piloting beberapa area, seperti Bali," kata Herry.
Sementara itu, menurut Executive Product Manager Huawei Indonesia, Arri Marsenaldi, untuk dapat menerapkan teknologi Smart Grid di Indonesia, dibutuhkan dukungan dari pemerintah.
"Pemerintah pun harus siap turun tangan bahwa Smart Grid ini perlu untuk efisiensi energi. Butuh dukungan dari pemerintah entah dari kebijakan atau regulasi bahwa ini untuk efisiensi pemerintah pun bisa secara langsung memonitor," ujar Arri.
Baca juga: Dorong transformasi digital di Indonesia, Huawei fokus ke tiga sektor
Smart Grid adalah suatu konsep tata kelola energi listrik berbasis teknologi, informasi dan komunikasi yang menyeluruh atau end to end, mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi hingga pelanggan.
"Dengan teknologi ini penyedia layanan akan lebih cepat dalam menjawab tantangan pelanggan," ujar Herry Kurniawan, Senior Solutions Manager Huawei Indonesia, dalam temu media di kantor Huawei Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Dengan teknologi ini, pelanggan akan mempunyai komunikasi dua arah dengan penyedia layanan. Jika sebelumnya meteran listrik hanya digunakan untuk mengetahui jumlah pemakaian listrik, kini dengan teknologi tersebut dapat mengoptimalkan pola pemakaian listrik.
Misalnya, untuk menambah daya, pelanggan tidak perlu lagi pergi ke kantor penyedia layanan dan menunggu orang datang untuk memasang alat. Dengan teknologi tersebut, penambahan daya dapat dilakukan langsung dari "meteran cerdas" yang dinamai Single Phase Meter yang terkoneksi dengan perangkat mobile pelanggan.
Penggunaan teknologi ini tidak hanya dapat diimplementasikan untuk pelanggan Rumah Tangga, tetapi juga pelanggan industri melalui alat yang dinamai Three Phase Meter.
Untuk distribusi, Smart Grid juga memiliki DCU (Data Collecting Unit) untuk dipasang di gardu listrik.
Teknologi Smart Grid saat ini telah digunakan di negara asal Huawei, China, oleh penyedia layanan baik di South maupun di North China. Teknologi tersebut juga telah digunakan di beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Namun, teknologi tersebut nampaknya belum sepenuhnya digunakan di Indonesia.
"Sudah ada awareness itu, tapi skala nasional bukan hal yang mudah. PLN sendiri sudah ada roadmapnya karena ini tidak sederhana, masih ada piloting beberapa area, seperti Bali," kata Herry.
Sementara itu, menurut Executive Product Manager Huawei Indonesia, Arri Marsenaldi, untuk dapat menerapkan teknologi Smart Grid di Indonesia, dibutuhkan dukungan dari pemerintah.
"Pemerintah pun harus siap turun tangan bahwa Smart Grid ini perlu untuk efisiensi energi. Butuh dukungan dari pemerintah entah dari kebijakan atau regulasi bahwa ini untuk efisiensi pemerintah pun bisa secara langsung memonitor," ujar Arri.
Baca juga: Dorong transformasi digital di Indonesia, Huawei fokus ke tiga sektor
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: