Piala Dunia 2018
Kroasia, yang selalu memaksakan perpanjangan waktu
12 Juli 2018 06:04 WIB
Gelandang Inggris Jesse Lingard (kanan) berebut bola dengan bek Kroasia Ivan Strinic pada pertandingan semi final Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki Moskow (11 Juli 2018). (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)
Jakarta (ANTARA News) - Tidak berhenti berjuang sampai akhir pertandingan, mungkin itulah kunci di balik keberhasilan Kroasia menembus final Piala Dunia 2018 untuk menghadapi Prancis pada akhir pekan ini, setelah menyudahi perlawan Inggris lewat perpanjangan waktu dengan skor 2-1, Kamis dini hari WIB.
Sang kuda hitam Kroasia selalu memaksakan pertandingan hingga melewati babak perpanjangan waktu untuk memastikan kemenangan demi kemenangan di babak gugur.
Setelah memuncaki klasemen Grup D dengan poin sempurna, sekaligus menciptakan kemenangan 3-0 atas Argentina, langkah Krosia menuju final tidaklah mulus.
Baca juga: Inggris tersingkir, Kroasia ke final Piala Dunia untuk pertama kalinya
Kroasia harus melewati babak adu penalti yang alot saat menyingkirkan Denmark 3-2 di babak 16 besar, setelah imbang 1-1 selama 120 menit berkat gol-gol cepat dari Mathias Joergensen pada menit 1 dan penyeimbang Mario Mandzukic empat menit setelahnya.
Pasukan Zlatko Dalic itu kembali melewati babak adu penalti saat berhadapan dengan tuan rumah Rusia di babak perempatfinal.
Kroasia tidak canggung saat berlaga di hadapan puluhan ribu suporter Rusia dan berhasil menahan imbang 2-2 selama 120 menit, sebelum laga dituntaskan lewat adu tendangan penalti yang dimenangkan Ivan Perisic dengan skor 4-3.
Di tengah euforia supoter Inggris yang berharap timnya menembus babak final dengan slogan "Football's Coming Home", Kroasia kembali menunjukkan permainan dengan daya juang tinggi.
Baca juga: Di balik slogan "Football's Coming Home" untuk Timnas Inggris
Sempat tertinggal 0-1, Kroasia menyamakan kedudukan 1-1 lewat gol Ivan Perisic. Pemain Inter Milan itu menjadi kontributor atas gol penentu kemenangan yang dicetak Mandzukic pada menit 109 babak tambahan waktu.
Pelatih Kroasia, Zlatko Dalic, tentunya layak mendapatkan pujian atas keberhasilan mencapai final untuk pertama kalinya. Pencapaian terbaik Kroasia adalah menempati urutan ketiga pada Piala Dunia 1998.
Kendati demikian, Zlatko Dalic punya tugas utama sebelum laga final melawan Les Blues yakni menyegarkan stamina pemainnya setelah bermain 120 menit dalam tiga laga terakhir.
Baca juga: Kroasia ingin lampaui sukses Piala Dunia 1998
Sang kuda hitam Kroasia selalu memaksakan pertandingan hingga melewati babak perpanjangan waktu untuk memastikan kemenangan demi kemenangan di babak gugur.
Setelah memuncaki klasemen Grup D dengan poin sempurna, sekaligus menciptakan kemenangan 3-0 atas Argentina, langkah Krosia menuju final tidaklah mulus.
Baca juga: Inggris tersingkir, Kroasia ke final Piala Dunia untuk pertama kalinya
Kroasia harus melewati babak adu penalti yang alot saat menyingkirkan Denmark 3-2 di babak 16 besar, setelah imbang 1-1 selama 120 menit berkat gol-gol cepat dari Mathias Joergensen pada menit 1 dan penyeimbang Mario Mandzukic empat menit setelahnya.
Pasukan Zlatko Dalic itu kembali melewati babak adu penalti saat berhadapan dengan tuan rumah Rusia di babak perempatfinal.
Kroasia tidak canggung saat berlaga di hadapan puluhan ribu suporter Rusia dan berhasil menahan imbang 2-2 selama 120 menit, sebelum laga dituntaskan lewat adu tendangan penalti yang dimenangkan Ivan Perisic dengan skor 4-3.
Di tengah euforia supoter Inggris yang berharap timnya menembus babak final dengan slogan "Football's Coming Home", Kroasia kembali menunjukkan permainan dengan daya juang tinggi.
Baca juga: Di balik slogan "Football's Coming Home" untuk Timnas Inggris
Sempat tertinggal 0-1, Kroasia menyamakan kedudukan 1-1 lewat gol Ivan Perisic. Pemain Inter Milan itu menjadi kontributor atas gol penentu kemenangan yang dicetak Mandzukic pada menit 109 babak tambahan waktu.
Pelatih Kroasia, Zlatko Dalic, tentunya layak mendapatkan pujian atas keberhasilan mencapai final untuk pertama kalinya. Pencapaian terbaik Kroasia adalah menempati urutan ketiga pada Piala Dunia 1998.
Kendati demikian, Zlatko Dalic punya tugas utama sebelum laga final melawan Les Blues yakni menyegarkan stamina pemainnya setelah bermain 120 menit dalam tiga laga terakhir.
Baca juga: Kroasia ingin lampaui sukses Piala Dunia 1998
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: