Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Taufiqulhadi menilai calon wakil presiden dari kalangan non-partai politik cocok mendampingi Joko Widodo di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, tujuannya menjaga soliditas partai koalisi.

"Menurut saya lebih baik wakilnya dari non-partai, itu lebih baik untuk menjaga soliditas koalisi. Saya berharap parpol tidak perlu memasukkan kadernya menjadi wapres," kata Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Dia menilai hal itu lebih baik dan akan membangun sebuah situasi yang mendukung kebersamaan diantara partai koalisi yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden.

Terkait nama cawapres, Taufiqulhadi menilai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD adalah sosok yang tepat karena dekat dengan berbagai pihak.

Menurut dia, Partai Nasdem tidak mempersoalkan jika calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Presiden Joko Widodo (Jokowi) nantinya adalah Mahfud MD.

"Beliau itu adalah seorang guru besar tata negara, pernah menjadi Ketua MK, dekat dengan berbagai pihak seperti kaum modernis dan kaum Islam tradisional, menurut saya cukup baik," ujarnya.

Taufiqulhadi mengatakan berdasarkan hasil survei berbagai lembaga, elektabilitas Mahfud MD cukup memuaskan sehingga diyakini dapat meningkatkan elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019.

Karena itu dia menyarankan agar setiap parpol pendukung Jokowi di Pilpres 2019 tidak menyodorkan kader masing-masing sebagai cawapres karena diyakini akan membangun sebuah situasi yang mendukung kebersamaan.

"Sebaiknya jangan terlalu berhasrat menempatkan kadernya menjadi cawapres, lebih baik berikan saja ke non-partai," katanya.

Sementara itu terkait partai-partai yang sudah mengusulkan kadernya sebagai cawapres seperti Golkar, Taufiqulhadi meyakini mereka tidak akan meninggalkan koalisi.

Dia meyakini Golkar tidak akan mengubah sikapnya apabila Jokowi memilih cawapres dari non-parpol.