Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berpeluang menguat, meski saat ini terdepresiasi akibat pengaruh tekanan global.
"Dari segi fundamental, semestinya ada ruang untuk lebih apresiatif," kata Perry saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Perry menjelaskan pergerakan kurs rupiah saat ini masih overvalued karena masih terdampak oleh potensi penyesuaian suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed).
Namun, ia memastikan depresiasi rupiah tersebut masih lebih baik dibandingkan mata uang di negara-negara berkembang lainnya.
"Depresiasi kurs dibandingkan negara lain relatif terkendali, lebih rendah dari Filipina, India, Brasil, Korea Selatan dan Turki, yang mengalami pelemahan jauh lebih tinggi," katanya.
Meski demikian, Perry memastikan bank sentral terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar sesuai fundamental.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah 26 poin menjadi Rp14.393 dibanding posisi sebelumnya Rp14.367 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah kembali diuji ketahanannya untuk dapat berbalik arah melanjutkan tren kenaikan.
Masih rentannya rupiah menghalangi potensi kenaikan lanjutan sehingga perlu dicermati berbagai sentimen, terutama pergerakan sejumlah mata uang global terhadap dolar AS," ujar Reza.
BI: kurs rupiah masih berpeluang menguat
11 Juli 2018 15:15 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: