Presiden: Indonesia masuk daftar 10 negara teraman di dunia
11 Juli 2018 09:50 WIB
Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara menyampaikan sambutan pada peringatan Hari Bhayangkara ke-72 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (11/7/2018). Presiden meminta personel Polri terus meningkatkan kinerja dan membuang budaya koruptif serta mengedepankan pencegahan dan tindakan humanis dalam menangani persoalan sosial. (ANTARA /Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 negara teraman di dunia berdasarkan survei Gallup Law and Order.
"Pada peringatan Hari Bhayangkara ke-72 kita mendapat kabar baik dari Gallup Law and Order, (yang) menempatkan Indonesia ke dalam 10 negara teraman di dunia. Sebuah capaian yang membanggakan kita semua, yang harus dijaga dan dipertahankan, ini merupakan hasil kerja elemen-elemen bangsa dan tentu ada kerja keras, pengabdian dan dedikasi Polri," katanya saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Bhayangkara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu.
Dalam upacara yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian serta para pejabat kepolisian itu, Presiden mengingatkat Polri agar tidak cepat berpuas diri dengan pencapaian itu.
"Karena ke depan tantangan akan semakin kompleks, tuntutan rakyat semakin meningkat, dunia terus berubah bergerak membawa ancaman baru," katanya.
Polri, ia melanjutkan, juga harus siap mengantisipasi tindak kejahatan yang pada era digital semakin beragam dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
"Polri harus semakin siap menghadapi kejahatan transnasional seperti kejahatan siber, human trafficking, drug trafficking sampai arms smuggling, Polri harus terus meningkatkan, mewaspadai ancaman terorisme, negara maju pun mengalami ancaman yang sama," tambah Presiden.
Ia juga meminta Polri tetap sigap dan waspada mengantisipasi berbagai ancaman, termasuk terorisme.
"Bukan hanya korban masyarakat tapi juga menjadikan aparat polisi menjadi target. Jangan pernah lengah, tetap sigap dan wasapada mengerjakan tugas, mengembangkan diri membuat terobosan (mengantisipasi) ancaman yang ada, melakukan pemetaan dini potensi ancaman dan ketertiban di masyarakat dan selanjutnya melakukan pencegahan," katanya.
Presiden meminta Polri senatiasa menjaga kerukunan dan menjaga nilai-nilai kebhinekaan, terus mengantisipasi berbagai potensi konflik horizontal yang mengangkat isu primordial seperti perbedaan suku, agama dan ras.
"Polri harus menbangkitan persaudaraan, menggalang kerukunan antar-elemen masyarakat sehingga tidak terjebak lingkaran permusuhan dan kebencian. Atas nama rakyat, bangsa dan negara saya menyampaikan ucapan selamat hari Bhayangkara ke-72 kepada segenap anggota dan keluarga besar Polri di Indonesia dimanapun Saudara bertugas, dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai Pulau Rote," demikian Presiden Joko Widodo.
"Pada peringatan Hari Bhayangkara ke-72 kita mendapat kabar baik dari Gallup Law and Order, (yang) menempatkan Indonesia ke dalam 10 negara teraman di dunia. Sebuah capaian yang membanggakan kita semua, yang harus dijaga dan dipertahankan, ini merupakan hasil kerja elemen-elemen bangsa dan tentu ada kerja keras, pengabdian dan dedikasi Polri," katanya saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Bhayangkara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu.
Dalam upacara yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian serta para pejabat kepolisian itu, Presiden mengingatkat Polri agar tidak cepat berpuas diri dengan pencapaian itu.
"Karena ke depan tantangan akan semakin kompleks, tuntutan rakyat semakin meningkat, dunia terus berubah bergerak membawa ancaman baru," katanya.
Polri, ia melanjutkan, juga harus siap mengantisipasi tindak kejahatan yang pada era digital semakin beragam dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
"Polri harus semakin siap menghadapi kejahatan transnasional seperti kejahatan siber, human trafficking, drug trafficking sampai arms smuggling, Polri harus terus meningkatkan, mewaspadai ancaman terorisme, negara maju pun mengalami ancaman yang sama," tambah Presiden.
Ia juga meminta Polri tetap sigap dan waspada mengantisipasi berbagai ancaman, termasuk terorisme.
"Bukan hanya korban masyarakat tapi juga menjadikan aparat polisi menjadi target. Jangan pernah lengah, tetap sigap dan wasapada mengerjakan tugas, mengembangkan diri membuat terobosan (mengantisipasi) ancaman yang ada, melakukan pemetaan dini potensi ancaman dan ketertiban di masyarakat dan selanjutnya melakukan pencegahan," katanya.
Presiden meminta Polri senatiasa menjaga kerukunan dan menjaga nilai-nilai kebhinekaan, terus mengantisipasi berbagai potensi konflik horizontal yang mengangkat isu primordial seperti perbedaan suku, agama dan ras.
"Polri harus menbangkitan persaudaraan, menggalang kerukunan antar-elemen masyarakat sehingga tidak terjebak lingkaran permusuhan dan kebencian. Atas nama rakyat, bangsa dan negara saya menyampaikan ucapan selamat hari Bhayangkara ke-72 kepada segenap anggota dan keluarga besar Polri di Indonesia dimanapun Saudara bertugas, dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai Pulau Rote," demikian Presiden Joko Widodo.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: