Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Hanura, Wiranto, menegaskan, tidak mengetahui siapa calon wakil presiden yang cocok untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pemilu 2019. Dia mempersilakan orang bertanya langsung kepada Jokowi soal itu.

"Soal kriteria cawapres, tentu Pak Jokowi yang lebih tahu ya. Soal cawapres jangan tanya orang lain, tetapi bisa ditanyakan kepada Jokowi. Tidak usah berandai-andai dan mengarang sendiri karena yang membutuhkan kan Pak Jokowi," kata Wiranto.

Dia katakan itu usai membuka Sarasehan Nasional "Merawat Perdamaian: Belajar dari Resolusi Konflik dan Damai di Maluku dan Maluku Utara untuk Indonesia yang bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur", yang digelar Sekretarian Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, di Jakarta, Selasa.

Ia mengharapkan calon pendamping Jokowi dalam Pemilu 2019 nanti bisa membantu Jokowi dalam membangun bangsa Indonesia dengan lebih baik dan mampu mambantu merawat perdamaian yang sudah berjalan dengan baik serta membantu presiden sesuai harapan rakyat.

"Saya kira harapan bangsa Indonesia bukan harapan saya. Bangsa ini memerlukan kesinambungan pembangunan, bangsa ini masih banyak sekali hal-hal yang perlu diselesaikan dan Pak Jokowi sudah memulai pada periode pertama ini," kata Wiranto.

"Saya tahu persis bahwa beliau sangat konsen ya bagaimana merawat bangsa ini untuk mencapai keinginan atau harapan masyarakat. Banyak kebijakan beliau yang merupakan terobosan-terobosan yang mengacu kepada opini publik dan kepentingan publik," tutur Wiranto.

Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto yang menjabat menteri koordinator bidan politik, hukum, dan keamanan, menyebutkan, keinginan rakyat dan harapan rakyat itu yang membuat Jokowi sering turun ke bawah untuk menemui masyarakat secara langsung.

"Bukan untuk aksi-aksian tapi untuk mendengarkan suara rakyat seperti apa. Harapan rakyat seperti apa, dengan beliau mendengar suara harapan rakyat, maka beliau punya bahan lengkap dipakai sebagai bahan rapat terbatas dengan para menteri untuk bisa mengarahkan para pembantu beliau untuk bisa bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan rakyat," katanya.

Oleh karena itu, tambah dia, ke depan nanti pembantu Jokowi harus paham betul cara Jokowi mengelola negeri ini, cara membangun suatu pemerintahan yang sehat yang beroritentasi pada pembangunan seutuhnya.

"Jadi kita tidak usah ribut, karena beliau (Jokowi) yang menentukan," ujarnya.

Sementara itu, Partai Golkar berkeinginan agar ketua umum DPP mereka, Airlangga Hartarto, bisa mendampingi Jokowi. Begitu juga dengan PKB, yang ingin ketua umum DPP-nya maju bersama Jokowi.

Ada lagi Partai PPP yang ingin ketua DPP mereka, Romahurmuziy, juga dipilih menjadi calon wakil presiden-nya Jokowi. Ketua Umum DPP Hanura, Oesman Sapta, ingin agar Wiranto sebagai calon wakil presiden-nya Jokowi.

Wiranto sendiri juga tidak mau menanggapi dia masuk dalam bursa calon wakil presidennya Jokowi.

"Dari dulu saya mengatakan tidak ikut bursa manapun. Bursa biar saja beredar tapi saya tetap konsentrasi menyelesaikan tugas saya sebagai menko polhukam," katanya.

Pada masa Orde Baru berkuasa, nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Soeharto kerap menjadi "misteri" saban Pemilu digelar.