Gunung Merapi diselimuti kabut
9 Juli 2018 10:38 WIB
Asap solfatara muncul dari kawah Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (3/6/2018). Menurut data BPPTKG DI Yogyakarta aktivitas Gunung Merapi pada periode pengamatan Minggu (3/6/2018) pukul 00.00 wib hingga pukul 06.00 wib, tercatat pengalami tiga kali hembusan, satu kali gempa low frekuensi, dua gempa tektonik lokal serta hembusan asap solfatara setinggi 400 meter pada pukul 04.13 wib. status Gunung Merapi waspada. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, menyebutkan visual Gunung Merapi (2.965 mdpl) pada Senin pagi, diselimuti kabut sehingga tidak bisa teramati secara visual
dari Kaliurang, Sleman.
"Visual Gunung Merapi berkabut, cuaca mendung," tulis akun twitter resmi BPPTKG dikutip di Yogyakarta, Senin.
BPPTKG, melalui akun twitter menyebutkan berdasarkan pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Sleman selain berkabut, suhu udara di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat 19,4 derajat Celcius, kelembaban 87 persen RH, tekanan udara ?919.8 HPA, dan angin tenang.
Sementara itu, laporan terakhir berdasarkan pemantauan BPPTKG pada 8 Juli 2018 pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB menyebutkan masih terekam adanya ?aktivitas kegempaan di Gunung Merapi. Di antaranya gempa guguran terjadi sebanyak dua kali dengan amplitudo 1,5-4 mm, dan durasi 23-38 detik, gempa hybrid atau gempa fase banyak 1 kali dengan amplitudo 2 mm, dan durasi 8,1 detik, dan gempa tektonik jauh empat kali dengan amplitido 1,1-25 mm, dan durasi 59-136,76 detik.
Dengan berbagai aktivitas yang terekam tersebut disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan dinyatakan masih dalam status waspada atau level II.
Dengan status tersebut, kegiatan pendakian Gunung Merapi hingga saat ini tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
"Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," demikian imbauan BPPTKG.
Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah terakhir meletus tiga kali pada 1 Juni 2018.
Baca juga: BPPTKG masih mempertahankan status waspada Gunung Merapi
dari Kaliurang, Sleman.
"Visual Gunung Merapi berkabut, cuaca mendung," tulis akun twitter resmi BPPTKG dikutip di Yogyakarta, Senin.
BPPTKG, melalui akun twitter menyebutkan berdasarkan pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Sleman selain berkabut, suhu udara di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat 19,4 derajat Celcius, kelembaban 87 persen RH, tekanan udara ?919.8 HPA, dan angin tenang.
Sementara itu, laporan terakhir berdasarkan pemantauan BPPTKG pada 8 Juli 2018 pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB menyebutkan masih terekam adanya ?aktivitas kegempaan di Gunung Merapi. Di antaranya gempa guguran terjadi sebanyak dua kali dengan amplitudo 1,5-4 mm, dan durasi 23-38 detik, gempa hybrid atau gempa fase banyak 1 kali dengan amplitudo 2 mm, dan durasi 8,1 detik, dan gempa tektonik jauh empat kali dengan amplitido 1,1-25 mm, dan durasi 59-136,76 detik.
Dengan berbagai aktivitas yang terekam tersebut disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan dinyatakan masih dalam status waspada atau level II.
Dengan status tersebut, kegiatan pendakian Gunung Merapi hingga saat ini tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
"Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," demikian imbauan BPPTKG.
Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah terakhir meletus tiga kali pada 1 Juni 2018.
Baca juga: BPPTKG masih mempertahankan status waspada Gunung Merapi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: