Moskow (ANTARA News) - Federasi Sepak Bola Dunia FIFA menyelidiki dugaan tindakan politis pro-Ukraina pada selebrasi bek Kroasia, Domagoj Vida, saat mencetak gol ke gawang Rusia.
Vida mencetak gol di babak perpanjangan waktu saat Kroasia menundukkan Rusia 4-3 lewat babak adu penalti di perempat final Piala Dunia di Sochi, Minggu dini hari WIB.
Pemain berusia 29 tahun yang khas dengan gaya rambut berkuncir kuda itu meneriakkan "Glory to Ukraine!" dalam sebuah video yang diposting mantan pemain Kroasia, Ognjen Vukojevic, setelah pertandingan.
Kedua pemain itu diketahui menghabiskan sebagian karirnya bersama klub Ukraina Dynamo Kyiv.
"FIFA memproses laporan yang berbeda dari pertandingan tersebut serta bukti potensial mengenai masalah yang disebutkan dalam pesan Anda," kata juru bicara FIFA kepada AFP, Minggu.
"Sampai kami mengevaluasi semua informasi yang tersedia, kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut," katanya.
Vukojevic menambahkan dalam video itu, "Kemenangan ini untuk Dynamo (Kyiv) dan untuk Ukraina! Kroasia tentunya!"
Baca juga: Pelatih Kroasia: Kami beruntung
Vida kemudian mengatakan kepada media Rusia bahwa dia tidak bermaksud menyerang siapa pun.
"Ini mencintai orang-orang Rusia," kata Vida. "Itu hanya lelucon."
Baca juga: Kremlin: Putin tetap bangga meski Rusia kalah
"Glory to Ukraine!" merupakan slogan politik pada revolusi pro-Uni Eropa di Ukraina 2014. Revolusi itu dianggap ilegal oleh Moskow sehingga memicu krisis dalam hubungan antara dua negara yang bertetangga itu.
Video itu kemudian diambil media-media Rusia dan mengundang kecaman dari beberapa pejabat.
"Tindakan seperti itu harus dihukum," kata anggota parlemen komite olahraga Dmitry Svishchyov kepada kantor berita RIA Novosti.
"Slogan-slogan politik, nasionalis, dan rasis tidak diterima di Piala Dunia," kata dia, demikian AFP.
Baca juga: Kroasia ingin lampaui sukses Piala Dunia 1998
Piala Dunia 2018
FIFA selidiki selebrasi bek Kroasia bernuansa politis pro-Ukraina
9 Juli 2018 01:04 WIB
Bek Kroasia Domagoj Vida di Nizhny Novgorod (1 Juli 2018). (Martin BERNETTI / AFP)
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: