Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai PDI Perjuangan akan arif membebaskan Presiden Jokowi memilih Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden pendampingnya di Pilpres 2019.

"Saya rasa PDIP akan arif, presiden kan sudah dari PDIP, masa wakil presiden juga dia," kata Ray Rangkuti dihubungi di Jakarta, Minggu.

Ray menekankan syarat pencalonan Presiden dan Wakil Presiden saat ini adalah memenuhi syarat 20 persen suara nasional.

Dia mengatakan dari sisi politik Jokowi lebih ideal dan wajar memilih calon yang diusulkan Golkar yakni Airlangga Hartarto lantaran Golkar mengantongi 14,75 persen suara nasional atau tertinggi setelah PDIP.

Golkar sendiri menurut Ray, juga wajar jika mendorong ketua umumnya Airlangga Hartarto untuk mendampingi Jokowi, karena Airlangga sejauh ini sudah biasa membantu Jokowi sebagai Menteri Perindustrian.

"Memang sudah sewajarnya," jelas Ray.

Pendaftaran Capres dan Cawapres 2019 dibuka KPU pada 4-10 Agustus 2018.

Presiden Jokowi menyatakan telah mengantongi nama cawapres yang akan dipilihnya. Menurut Jokowi namanya tinggal diumumkan saja.

Sementara sosok yang diperkirakan kuat bakal menjadi rival Jokowi yakni Prabowo Subianto, dikabarkan masih menggodok nama bakal cawapresnya. Salah satunya yang belakangan kuat dikaitkan adalah nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan putra Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono.