Denmark singkirkan China demi final Indonesia Terbuka
7 Juli 2018 20:19 WIB
Pebulu tangkis unggulan pertama asal Denmark Viktor Axelsen mencoba mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis Taiwan Hsu Jen Pao dalam babak pertama tunggal putra Indonesia Master di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/1/2018). Axelsen melaju ke babak selanjutnya setelah menang 21-13 dan 21-7. (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Atlet bulu tangkis tunggal putra Denmark Viktor Axelsen menyingkirkan pemain China Shi Yuqi demi meraih putaran final turnamen Indonesia Terbuka 2018.
Axelsen menang 18-21, 21-14, 21-11 atas pemain peringkat tiga dunia itu dalam pertandingan semifinal yang berlangsung selama 52 menit di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
"Saya sadar akan menghadapi pertandingan yang sangat ketat hari ini menghadapi Yuqi. Dia telah bermain dengan bagus dalam beberapa turnamen terakhir," kata pemain peringkat satu dunia itu selepas pertandingan.
Pada gim pertama, Axelsen sempat unggul 3-0, 4-1, 5-1, dan 6-3. Tapi, Yuqi merebut tipis poin-poin berikutnya 7-6, 8-7, 10-9, 13-11, 15-13, hingga meraih gim pertama 21-18.
"Saya merasa perbedaan pada masing-masing sisi lapangan. Saya merasakan hembusan angin pada gim pertama dan tidak dapat mengendalikannya," kata pemain berusia 24 tahun itu.
Peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 itu lantas menemukan pola permainannya pada gim kedua dengan keunggulan 3-0, 6-2, 7-4, 14-10, 19-12, dan 21-14.
"Saya dapat mengendalikan hembusan angin itu pada gim kedua dan permainan berikutnya berjalan lebih lancar untuk saya," kata Axelsen.
Pada laga final yang akan berlangsung pada Minggu (8/7), Axelsen akan menghadapi pemenang pertandingan antara tunggal putra Jepang Kento Momota dengan pemain legendaris Malaysia Lee Chong Wei yang bertemu pada putaran semifinal.
"Saya belum mengetahui siapa lawan saya karena mereka baru akan bermain. Siapapun lawan saya, itu akan menjadi pertandingan yang ketat. Saya harus menyiapkan diri saya sebaik mungkin," ujarnya.
Juara dunia bulu tangkis 2017 itu mengaku masih merasakan tekanan sebagai pemain bulu tangkis dalam setiap turnamen meskipun telah memenangkan satu permainan.
"Tekanan terbesar datang dari diri saya sendiri. Sebagai atlet, tekanan adalah bagian dari hidup. Nikmati saja waktu yang ada," kata Axelsen berusaha menenangkan diri.
Axelsen menang 18-21, 21-14, 21-11 atas pemain peringkat tiga dunia itu dalam pertandingan semifinal yang berlangsung selama 52 menit di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
"Saya sadar akan menghadapi pertandingan yang sangat ketat hari ini menghadapi Yuqi. Dia telah bermain dengan bagus dalam beberapa turnamen terakhir," kata pemain peringkat satu dunia itu selepas pertandingan.
Pada gim pertama, Axelsen sempat unggul 3-0, 4-1, 5-1, dan 6-3. Tapi, Yuqi merebut tipis poin-poin berikutnya 7-6, 8-7, 10-9, 13-11, 15-13, hingga meraih gim pertama 21-18.
"Saya merasa perbedaan pada masing-masing sisi lapangan. Saya merasakan hembusan angin pada gim pertama dan tidak dapat mengendalikannya," kata pemain berusia 24 tahun itu.
Peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 itu lantas menemukan pola permainannya pada gim kedua dengan keunggulan 3-0, 6-2, 7-4, 14-10, 19-12, dan 21-14.
"Saya dapat mengendalikan hembusan angin itu pada gim kedua dan permainan berikutnya berjalan lebih lancar untuk saya," kata Axelsen.
Pada laga final yang akan berlangsung pada Minggu (8/7), Axelsen akan menghadapi pemenang pertandingan antara tunggal putra Jepang Kento Momota dengan pemain legendaris Malaysia Lee Chong Wei yang bertemu pada putaran semifinal.
"Saya belum mengetahui siapa lawan saya karena mereka baru akan bermain. Siapapun lawan saya, itu akan menjadi pertandingan yang ketat. Saya harus menyiapkan diri saya sebaik mungkin," ujarnya.
Juara dunia bulu tangkis 2017 itu mengaku masih merasakan tekanan sebagai pemain bulu tangkis dalam setiap turnamen meskipun telah memenangkan satu permainan.
"Tekanan terbesar datang dari diri saya sendiri. Sebagai atlet, tekanan adalah bagian dari hidup. Nikmati saja waktu yang ada," kata Axelsen berusaha menenangkan diri.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: